KUALAT
Kalian tahu apa itu kualat?
Menurut KBIH eh salah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kualat berarti mendapat bencana karena berbuat kurang baik kepada orang tua atau lainnya. Dengan kata lain, kena tulah gitu kali yaaa...
Nah, saya rasa saya sedang dalam masa kualat. Bukan kualat karena nggak patuh nasihat orang tua, tapi karena tulisan saya Senin lalu. Yup... tentang sakit maag yang menjadi-jadi akibat ketawa ngakak baca bukunya Raditya Dika. Saya sedikit menyalahkan bacaan itu kali yaaa... walaupun sebenarnya tidak terlalu menyalahkan juga sih #auk ah!
Kualat dalam bentuk apa yang saya terima?
Begini ceritanya sodara-sodara. Tolong simak cerita saya ini dengan seksama dan dalam tempo yang tidak diketahui.
Setelah menulis tulisan dengan judul Maag dan Raditya Dika, tiba-tiba si Hepi (nama netbook saya) mati dengan sendirinya. Bukan karena critical battery karena baterai saat itu masih di atas 50%. Entah kenapa. Kaget? Ya iya lah. Pasti itu.
Kekagetan saya bertambah dan semakin menggila ketika tahu bahwa si Hepi tidak bisa dinyalakan lagi. Sama sekali berhenti merespon tombol start. Bayangkan. Betapa kaget, bingung, sedih, dan gila-nya saya saat itu. Anak eh netbook yang saya sayangi melebihi kaos kaki tiba-tiba sekarat
saya bayangkan saat itu Malaikat Izrail sedang di dekat Hepi dan berkata,
“Hai Hepi, inilah saatnya aku harus melaksanakan tugas dari Tuhan untuk mencabut nyawa-mu.”
“Silakan Mas Izrail, saya siap diambil karena sudah lelah selama 3 tahun ini melayani pemilik yang kumat-kumatan,” ucap si Hepi dengan pasrah bin ikhlas.
Oh Noooo...
Sungguh saya tidak tahu harus berbuat apa saat itu. Di tengah kebingungan, tiba-tiba muncullah mantan Ibu Peri-nya Cinderella membisikkan satu kata kepada saya yang berhasil membuat saya agak sedikit tenang. Satu kata itu ialah “DOKTER”.
Ya, yang saya butuhkan saat ini ialah Dokter yang selalu saya ganggu saat dulu bermasalah dengan mantan laptop. Bukan Dokter Spesialis Kulit yang sering didatangi teman akrab saya, tum-tum, apalagi Dokter Spesialis THT. Yang saya maksud adalah Dokter Laptop.
Hmm.. Dokter Laptop adalah nama yang dianugerahkan saya dan teman-teman di MSAA-UIN Malang kepada seseorang yang baiiiiiiiiiik banget dan bersedia menangani segala permasalahan yang berhubungan dengan laptop atau netbook, Kak Suga Afotsum (baca: Agus Mustofa) ^^
Setelah berada di tangan Dokter, si Hepi nggak lantas hidup begitu saja. Ada beberapa hal yang disampaikan Dokter kepada saya berkaitan dengan kondisi Hepi yang tumben-tumbennya manja. Saya jadi nggak habis pikir, sebelumnya Hepi nggak pernah semanja ini. Dia sangat penurut dan selalu nampak sehat walaupun tidak pernah mengonsumsi multivitamin.
Yang saya syukuri, Mas Malaikat Izrail masih berbaik hati memberikan waktu buat Hepi untuk tetap mengabdi kepada saya. Terbukti dengan kabar dari Dokter bahwa Hepi sudah bisa melek walau tidak se-fit dulu. Saya sedikit bernafas lega. Hepi masih bisa diselamatkan. Mas Izrail juga ternyata masih enggan merebut Hepi dari sisi Ibunya yang kumat-kumatan ini. Saya juga bersyukur bahwa kualat yang saya terima tidak dalam bentuk kutukan seperti yang diterima Malin Kundang atau tokoh-tokoh durhaka dalam dongeng.
Walau sampai tulisan ini saya post Hepi belum kembali ke pangkuan saya, saya tetap berharap banyak Hepi masih akan menjadi anak yang baik hingga beberapa tahun ke depan sampai saya sanggup memensiunkan dan mengistirahatkannya dengan tenang [entah kapan].
Kalau kondisi sakitnya Hepi ini memang benar akibat kualat-nya saya karena tulisan tanggal 6 Februari itu, I’m deeply sorry pada pihak yang dirugikan, jeongmal joesong-haeyo!
Infopub, 8 Februari 2012
Hepi... kembalilah, Nak!
Komentar
Posting Komentar