Jungkir Balik Musiman


Ada satu musim yang sangat rutin di kampus saya, UIN Maliki Malang. Musim yang selalu ada tiap semesternya. Mungkin juga musim ini ada di kampus lain. Musim yang selalu buat jantung berdebar-debar, kadang tanpa sadar marah [bahkan dibarengi mengumpat], dan bisa saja diakhiri dengan beragam ekspresi; sedih, marah, dan tersenyum lebar.
Ada yang bisa menebak musim apa itu?
Link Favorit Mahasiswa, Siakad^^
Musim KRS
Ya, KRS-an (Kartu Rencana Studi) memang selalu menjadi kegiatan rutin akademik di UIN Maliki Malang. KRS yang mulai tahun 2007 dilakukan secara mandiri online ini menjadi hal yang membuat jantung berdebar-debar. Sebelumnya, pemrograman KRS juga sudah online, hanya saja dilakukan di setiap Fakultas. Kebayang gimana antrinya kalau pemrograman masih terus dilakukan di setiap Fakultas. Makanya pihak kampus mengaktifkan satu sistem bernama SIAKAD (Sistem Informasi Akademik) yang bisa diakses oleh seluruh sivitas akademik; dari mahasiswa, dosen, hingga karyawan. Dalam SIAKAD, kita bisa melihat riwayat akademik, yaitu nilai dari semester awal hingga terkini dan juga daftar wisuda (bagi yang sudah rampung skripsinya).
Kembali ke Ka..eR..eS...!!!
Kenapa sih KRS-an buat berdebar-debar. Karena ini pemrograman jadwal kuliah di semester baru, saya rasa Friends sudah bisa menebak, debar-debar macam apa yang ditimbulkan oleh KRS. Ya! Milih dosen. Nggak bisa dipungkiri kalau dosen yang super enak dan membuat kelas santai plus enjoyable akan mendapat fans mahasiswa yang membludak. Nggak hanya yang cara ngajarnya enak. Dosen juga menjadi rebutan kalau mereka adalah orang yang paling baik hati ngasih nilai minimal B+ ^_^
Walaupun sebenarnya lebih jujur mendapatkan nilai sesuai dengan kemampuan, masih banyak mahasiswa yang kebakaran jenggot kalau dapat nilai B. Nilai B adalah suatu keterpurukan. Apalagi, kalau lebih rendah dari itu, C, nggak hanya keterpurukan tapi juga kenistaan. Betapa malunya seseorang kalau ada nilai C yang tersenyum sinis di lembar KHS (Kartu Hasil Studi).
Demi, mendapat kelas yang sesuai hasrat, biasanya, para mahasiswa rela lembur di malam hari sebelum tanggal yang ditetapkan untuk program KRS untuk stay online. Bagi yang punya laptop/notebook/netbook/ponsel tingkat tinggi, sudah bisa bernafas setengah lega. Nah, bagi yang belum punya perangkat tersebut, rela deh tiduran di warnet ngambil paket 10 jam kalau perlu untuk stay online di SIAKAD. Wajar, karena biasanya, Puskomsi sudah mengaktifkan sistem KRS-an beberapa jam sebelum jadwal yang ditetapkan.
Kalau sudah aktif gimana?
Wooo... benar-benar seperti perang game di dunia maya. Masing-masing nggak ada yang mau ngalah dengan teman lainnya. Hanya satu hal di pikiran, “Dapat kelas yang sesuai keinginan agar tidak menyesal di kemudian hari.”
Pemrograman KRS akan lebih seru ketika sistem sudah overload. Kebayang kan? Gimana paniknya mahasiswa saat itu.
Waduh kelasnya udah penuh.
Aduh nggak bisa mrogram mata kuliah ini.
Lho ternyata aku belum lulus mata kuliah X.
Lho gimana nih?
Kadang, unit Puskomsi bisa dapat umpatan gratis,
Jangan Niru Aksi Sia-Sia ini*_*
Kurang asyem...
An****.”
Wooo Puskomsi gen****
Padahal Puskomsi kan gak bisa buat apa-apa kalau emang sistem overload karena kebanyakan pengunjung atau karena kuota kelas penuh.
Parahnya lagi sampai bawa-bawa nama Tuhan,
Ya Allah yaopo sih?!
Ya Allah kok bisa gini sih!
Oh My Allah, please deh!
Akhir dari musim KRS ini, seperti yang saya katakan di awal, ada berbagai macam ekspresi. Ada yang lonjak-lonjak girang,
Hey, aku milih kelasnya Bu/Pak ini lho!” [dibarengi ketawa mangap lebar kayak gua hira; untung gak ada sarang laba-laba di pintu guanya^^]
Ada yang sedih,
Aku kehabisan kuota kelas A. Hiks!” [dibarengi mata berkaca-kaca kayak kucing minta makan]
Terpaksa pilih kelasnya Herder.” [wajah pucat seakan masa depan bersama kelas Herder sangat suram]
Aku gak bisa program X soalnya belum lulus Y.” [terbayang masa kuliah yang tidak selesai tepat waktu]
Tapi ada juga lho yang berekspresi tanpa beban,
Santai aja lah!
Ah masih bisa diprogram di semester lain.
[ini sih gambaran mahasiswa abadi] *_*
Saya juga sempat mengalami masa-masa ini. Nggak serunya, saya nggak pernah kesulitan ataupun mendapat kendala berarti selama pemrograman KRS. Ya, musim KRS selalu saya lewati dengan sangat mulus tanpa hambatan apapun. Musim KRS selalu saya akhiri dengan tersenyum senang, tenang, riang gembira, tentram, bahagia, dan sejahtera.
Apa rahasianya?
Saya nurut apa kata Ketua Jurusan (Kajur). Kajur saya, Ibu Galuh Nur Rohmah, selalu berpesan, “Kalau milih kelas yang paralel ya, Mbak!
Yup! Saya selalu berusaha milih kelas paralel seperti apa kata Bu Galuh. Kalau kelas besar yang saya pilih A, maka kelas kecilnya harus A atau B. Begitu. Setelah saya telusuri, teman-teman yang sering mengalami trouble in programming KRS selalu memilih kelas acak. Ini terlepas dari mereka yang emang tidak lulus mata kuliah prasyarat. Kelas acak yang dipilih teman-teman biasanya dipilih sesuai dengan kesenangan individu. Kebanyakan, mereka memrogram kelas full selama 3 hari masa aktif kuliah dan 4 hari berikutnya diisi dengan tanpa kelas alias libur. Akibatnya, banyak bentrok jam antar kelas atau terbentur juga dengan mahasiswa lain yang memrogram kelas paralel.
Jungkir balik musim KRS menjadi kenangan dan cerita asyik tersendiri ketika harus bertemu lagi dengan teman lama. Menjadi hal yang selalu membuat saya tersenyum sendiri menyaksikan arena online battle yang diciptakan sendiri oleh teman-teman mahasiswa.
Dan sekarang pun, di musim KRS ini, saya masih menyaksikan para mahasiswa yang tersebar di seantero wilayah kampus bersinyal wi-fi [dengan beragam ekspresi] untuk berebut kuota kelas dengan pengunjung SIAKAD lainnya. Ganbatte Kudasai!
Infopub, 10 Februari 2012

Komentar

  1. halo.... halo.... aku juga lagi antri krs an online nih. udah kelar sih,.. cuma ada satu hal yang bikin gereget. yak!! ada satu kelas yang kuotanya 15 orang, dan aku urutan ke 16. nyesek banget gak tuh??!!

    huhuhu... ini pun juga dialami sama 20 an lebih temen sekelasku yang senasib sama dengan diriku. tapi, ya udahlah. kalo emang nasib ya mo gimana. padahal yang kuota kelasnya 15 orang ini, dosennya paling yahud kalo ngasih nilai. woles pula!

    doakan semoga kuota kelasnya ditambah ya. Ehehehe... minimal 20 orang lah, biar bisa masuk kuota ^^

    Ini manggilnya siapa? Nida bukan?? Boleh nih sekali-kali main ke blog ku di tulisandarihatikecilku.blogspot.com .. hehe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. blog-nya rame... jd maluuuu hehehehe...
      semoga walaupun g dapat kelas yg diinginkan, nilai yg diinginkanlah yg didapat #amiiiiiiin :)... cepet lulus lah pokoknya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN

This Confusion...