Oh... Please, NO!


Telling you the truth, berada di kamar sendirian bukanlah satu-satunya hal yang saya takutkan.
What?! You have more???
Ya... banyak banget malah. *sigh*
Once again to tell you the truth, saya adalah orang yang ‘sok’ berani nonton film horor atau thriller. Entah kenapa saya suka sekali bahkan betah melihat film yang banyak pertumpahan darah di beberapa scene-nya. Saya kasih contoh beberapa film ya.

You know, serial film SAW yang sekarang sudah ada lebih dari 5 seri? Ya? Yang banyak banget adegan tragis pemotongan organ tubuh manusia itu? I LOVE that movie hahaha... Saya selalu takjub [what?!] melihat berbagai macam peralatan sadis yang dirangkai oleh si pembunuh. Waaah... so cool! Saya juga mengagumi [eeeww] semua kru film yang bisa membuat film itu terlihat begitu nyata. Sungguh saya ingin bertepuk tangan saking nge-fans-nya sama tuh film wkwkwkwk...
Gak cuma serial SAW, kalian pasti tahu film serial Final Destination. Ya! Film yang menceritakan tentang kematian beberapa orang secara berurutan dan penuh dengan misteri. Just want you to know that I LOVE FD SO MUCH!! Saya juga ingin bertepuk tangan untuk kru FD yang ‘sesuatu’ sekali bisa membuat FD merasuk di hati saya hahaha... #weird!
Trus, hubungannya ketakutan saya dengan film-film itu?
Ya, saya harus akui lagi, saking takjubnya sama film-film tadi, adegan demi adegan dalam film itu melekat kuat di memori otak saya. Tidak semua film itu yang membayangi saya, hanya Final Destination. Secara SAW emang gak mungkin banget ya, dan saya belum pernah tuh dengar ada korban-korban [di Indonesia] yang terkena jeratan pembunuh jigsaw.
Masih ingat adegan salah satu seri FD yang memakan korban di jalan highway? Yang penyebab awalnya karena tali di truk pengangkut kayu lepas itu tuh?
Karena adegan itu, setiap dalam perjalanan dan pas kendaraan yang saya naiki berpapasan atau berdampingan dengan truk pengangkut kayu [juga besi], tanpa sadar, saya langsung berdoa dalam hati agar adegan dalam FD itu tidak terjadi pada saya. Doanya, “Ya Allah, selamatkan saya. Saya belum menikah.” #lho! Hehehe...
Masih ingat juga gak, adegan di FD yang seorang Ibu beranak dua meninggal di depan salon karena mata-nya kemasukan batu nyasar yang terbang terkena mesin pemotong rumput? Nah, mesin pemotong rumput adalah hal lain yang membuat saya merasa horor. Dan sayangnya, saya sering sekali melintasi petugas kebersihan yang sedang menggunakan tuh alat untuk motong rumput di kampus. Setiap kali melintasi petugas kebersihan dan mesin horor itu, tanpa sadar pula, saya langsung menutup wajah saya dengan tas atau buku yang saya bawa. Silly, huh?! But, that what happened to me... sungguh menggelikan.
Mesin Horor x_x
Ada satu kejadian yang baru-baru ini terjadi, yang semakin membuat saya merasa horor dengan mesin potong rumput. Suatu pagi, seperti biasa, saya melintasi depan gedung Fakultas Ekonomi sebagai jalan pintas ke gedung tempat saya kerja. Di depan gedung FE, kebetulan, saya melihat petugas kebersihan dan mesin horor. Belum sempat tas yang saya pakai mendarat untuk menutupi wajah saya, tiba-tiba...
Cetak...
Ternyata sebuah batu yang terkena mesin horor itu melayang cepat menghantam satu mobil yang terparkir tepat di depan saya.
Hwaaa...
Saya langsung *FREEZE* seketika. Terdiam. Terpaku. Rasanya, kedua kaki susah untuk digerakkan saking tegangnya. Mata terbelalak tak percaya apa yang saya saksikan. Saat saya menoleh ke arah Bapak petugas kebersihan, si Bapak hanya nyengir. Yeilaaah... rasanya pengen mencabik-cabik tuh Bapak, tapi gak bisa disalahin juga. Saya hanya bisa ber-hamdalah dalam hati karena apa yang saya tonton di FD tidak terjadi pada saya saat itu.
Apapun yang saya rasakan setelah menonton film bergenre sadis seperti itu, tidak lantas mengurangi kecintaan saya pada film-film macam SAW atau FD. Pokoknya, Hidup Sadis! Hehehe... *sigh*

23.09 WIB
Kamar Kos, 15 Januari 2013
Note: menunggu ngantuk!

Komentar

  1. wkwkwkwkkwkwkwkwkwkwkkkkkk...
    mungkin si bapak itu nggak sekadar nyengir mbak.. tapi tebar pesona..haahahaaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

Friendship Life [Part IV]

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN