Enjoy The Loneliness Part I: DARE or NOT
Sendiri.
Dari lubuk hati
yang terdalam, jujur saya katakan, saya paling benci kata itu. Sendiri. Gak cuma
benci kata-nya, tapi juga benci dalam keadaan sendiri. Tapi saya perlu
meluruskan, bukan ‘sendiri’ dalam arti ‘urgently need a man’ ya?! Tapi lebih ke
‘kesepian di suatu tempat’. I think like that.
Di balik ke’beringas’an
wajah yang nempel di tubuh saya, sebenarnya saya adalah salah satu makhluk Tuhan
yang punya jiwa penakut. Entah apa bisa digolongkan dalam ‘paranoia’. Tapi kalau
menilik pengertian dari paranoia yang saya baca di KBBI:
Penyakit jiwa yang membuat
penderita berpikir aneh-aneh, yang bersifat
khayalan, seperti merasa dirinya orang besar atau terkenal; penyakit khayal.
rasanya, saya
tidak separah itu. Masa’ saya ‘sakit jiwa’? Yang bener aja! Hehehe...
Yang paling
sering saya alami ialah sendiri di sebuah kamar. Saya tidak pernah terbiasa
tidur sendiri. Sejak kecil, kamar yang saya tempati selalu dipakai
beramai-ramai dengan kakak dan adik. Beranjak SMP sampai SMA, saya menjadi
penghuni pesantren. Otomatis saya tidak pernah tidur sendiri dong, kan satu
kamar dipakai maksimal 8 santri. Masuk masa kuliah, saya tinggal di ma’had
lagi, artinya saya masih tidur beramai-ramai. Masa tinggal di kos, sekamar
dipakai 2 orang. Gak sendiri lagi. Alhasil, saya jadi terbiasa dengan keadaan
seperti itu. Never be alone!
Karena terbiasa,
sampai umur ‘pantas nikah’ ini pun, saya masih saja seperti itu. Padahal kakak
dan adik-adik saya tidak begitu. Kalau kebetulan pulang ke rumah bertepatan
dengan liburan adik saya yang SMA, saya pasti tidur dengan dia. Tapi kalau di
rumah yang liburan cuma saya, weleh.. jangan harap saya mau tidur sendiri. Saya
mending disuruh nonton tv semalaman. Akibatnya, kamar ortu pun jadi tempat
ngorok saya dan biasanya, Bapak akan mengalah pindah ke kamar yang biasa saya
tempati. Hihihi...
Entah sudah
berapa kali Mama’ menyuruh saya untuk coba-coba tidur sendiri. Tapi selalu saja
saya tolak dengan langsung pindah ke kamar ortu dan tidur atau pura-pura tidur
[biar gak diusir]. No Way!
Apa sih yang buat
saya seperti itu? Saya juga gak tahu alasan pasti dan asbabun nuzul-nya.
Hanya saja, setiap sendiri di kamar, pikiran saya melayang kemana-mana. Bukan memikirkan
yang aneh-aneh tapi lebih ke memikirkan sesuatu yang kasat mata. Ya. Saya berasa
horor kalau sendiri.
Seperti saat
menulis ini. Berada di kamar sendiri dan dengan keadaan kos yang sudah
ditinggal [more or less] 80% penghuninya. Biasa, masa liburan semester. Libur panjang
yang asyik digunakan buat pulang ke rumah. Tapi, karena harus tetap masuk
kerja, saya pun setia tinggal di kos walau seringkali berpikir, “Lari ke ma’had
aaah, nyari teman yang juga gak pulang.” Tapi rasanya gak tega mau ninggalin kamar
kos sendirian (lho?!). Sebenarnya, kalau dirasa-rasa, ada secuil perasaan
senang berada di kamar sendiri. Saya jadi berasa memiliki kamar ini sendiri dan
bisa mengatur kondisi kamar sesuka saya. Actually, I like this situation but
not much.
Apa mungkin ini
akibat hobi saya yang suka lihat film-film horor ya? Apalagi horor produk Barat
yang super-menegangkan. Apa yang saya lihat di film, tetap melekat di benak
saya. Pengen rasanya cuci otak bagian memori horor tapi apa ada layanan seperti
itu? huh!
Rasanya pengen
numpang tidur di kamar teman tapi, malu juga kalau ketahuan penakutnya
hehehe... Kalau dibilang malu sebenarnya gak juga sih. Toh, saya juga pernah
cerita ke beberapa teman tentang keadaan abnormal saya satu ini. Ya sudahlah. Gak
ada pilihan lain kecuali maksa-maksain tidur walau gak nyenyak.
Good Night!
22.36 WIB
Kamar Kos, 13 Januari 2013
Komentar
Posting Komentar