I Found an Impression on Your...
Apa yang pertama kali kamu teliti ketika bertemu orang baru?
Jawabannya bisa macam-macam. Mungkin sebagian ada yang bilang melihat pembawaan orang baru itu, entah itu cara berbicara atau gesture-nya. Ada juga yang bilang cara berpakaian menjadi poin pertama yang harus dilihat karena selera fashion bisa menunjukkan kepribadian juga kali ya.
Karena tidak pandai membaca kepribadian seseorang yang baru saya temui melalui cara berbicara, berjalan, menatap, atau bahkan bernafas :) ada satu hal yang saya perhatikan pertama kali bertemu.
Bibir [Whatz?!]
Entah kenapa, kalau bertemu orang baru, saya lebih memperhatikan area sekitar bibir. Apa bentuk bibirnya melengkung sempurna atau malah tak beraturan. Karena yang diperhatikan daerah bibir, otomatis saya juga memperhatikan gigi. Kadang, saya bisa langsung ilfil kalau lihat gigi seseorang. Bisa saja terlintas di pikiran, “Ih, kok tumpang tindih gitu sih,” atau, “Ih habis makan cabe ya kok ada merah-merahnya gitu,” atau, “Nggak ganggu tuh behel-nya? Kok jadi mekar gitu bibirnya,” [kalau yang dilihat lagi make behel] atau, “Weleh, gigi atasnya pada kabur kemana? Bisa gigit makanan gak tuh?” [kalau yang ditemui Mbah-Mbah] atau bisa juga, “Wah giginya baguuuus...” [first good impression, nih^^].
Gak cuma memperhatikan bentuk bibir dan formasi gigi, saya juga bisa saja ilfil ataupun terpana dengan senyum yang dimiliki oleh seseorang. Entah diakui atau tidak, senyum seseorang bisa menciptakan kesan yang mendalam bagi orang lain. Ada orang yang mempunyai siluet senyum sinis walau dia gak bermaksud untuk tersenyum sinis. Ada yang senyumnya menyeringai. Ada yang tersenyum sebaris, maksudnya, senyumnya maksa jadi hanya terlihat sebagai garis lurus.
Di antara semuanya, saya lebih sering memperhatikan senyum dibanding gigi atau bentuk lekukan bibir. Saya hanya merasa kalau senyum seseorang itu sudah cukup untuk menciptakan kesan di awal pertemuan. Ada perasaan magis tersendiri ketika melihat senyum seseorang. Ada hal-hal yang sepertinya bisa diungkapkan dengan seulas senyuman dibanding dengan memperhatikan kata-kata seseorang.
Tapi kalau ketemu orang yang kerjaannya senyum-senyum terus juga gak enak sih. Tersenyum secara proporsional. Tersenyum jika harus tersenyum. Begitulah.
Infopub, 10 Maret 2012
Komentar
Posting Komentar