أمّهات
Bagi yang pernah belajar bahasa
Arab, pasti tahu arti judul tulisan ini. Kata أمّهات merupakan
bentuk plural (Arab: jama’) dari kata أمّ yang
artinya ‘Ibu’. Jadi kalau diartikan secara plural ya ‘Ibu-Ibu’. Bicara tentang
kata Ibu, pasti Friends gak asing dengan kalimat yang sudah sangat
terkenal الجنّة تحت أقدام الأمّهات Dalam
bahasa Indonesia, ‘Surga di bawah telapak kaki Ibu’.
Tapi bukan itu yang ingin saya
bahasa di sini. Saya ingin berbagi tentang istilah أمّهات lainnya.
Penjelasan yang mungkin tidak akan saya jelaskan secara detil ini saya dapat
dari salah satu ceramah Ustadz Aunul Hakim setelah Sholat Maghrib berjamaah di
Masjid Ulul Albab, UIN Maliki Malang (13/3). Sayangnya saya tidak mendengar
dengan jelas buku rujukan yang jadi sumber utama isi ceramah ini.
Menurut ustadz, ada أمّهات lain
selain yang dikenal sebagai plural kata ‘Ibu’. Dalam buku yang jadi
sumber rujukan Ustadz Aun, tertulis ada 4 jenis أمّهات yang
harus kita ketahui:
1.
أمّهات
الأدوياء
Kata الأدوياء adalah
bentuk plural dari دواء yang artinya ‘obat-obatan’. Kita tidak
bisa mengartikan istilah tersebut menjadi ‘obat punya Ibu’ tapi ‘Ibunya
obat-obatan’ atau jika diartikan agak sedikit luwes ‘obat dari segala obat’
kali ya^^
Masih menurut penjelasan Ustadz
Aun, jika kita benar-benar sayang terhadap kesehatan kita, أمّهات
الأدوياء ini harus benar-benar diperhatikan. Obat dari segala obat ialah قلّة
الأكل (arti: sedikit makan). Nah lho! Ini sentilan banget ya bagi Friends
yang suka banget makan dengan porsi dobel. Atau kalaupun porsi singel tapi
masih nambah cemilan beraneka ragam. Ini mengingatkan kita untuk makan
secukupnya dan tidak berlebih-lebihan. Pengen nyertain dalil al Quran di Surat
al A’raf ayat 31:
وَكلوا
واشربوا ولاتسرفوا إنّه لايحبّ المسرفون
Artinya: ...makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.
Ini juga diperkuat oleh pesan
Rasulullah untuk membagi ruang lambung kita. Beliau berpesan untuk membaginya
menjadi tiga bagian untuk makanan, minuman, dan udara. Jelas banget ya kalau
memang Islam tidak menyukai segala hal yang berlebihan. Ini juga nunjukin kalau
umat muslim dituntut untuk selalu sehat dengan memperhatikan aturan yang telah
dianjurkan agama. Dengan kesehatan yang terjaga, ibadah pun tak terganggu^^
2.
أمّهات
الأداب
أداب diartikan
sebagai etika/akhlak/budi pekerti. Apa sih ibu atau induk dari etika? Ternyata
jawabannya simpel walau ternyata prakteknya agak susah, قلّة
الكلام (arti: sedikit bicara). Ini mengingatkan kita akan satu
kalimat yang sering dijadikan sebagai petuah, سلامة الإنسان في حفظ اللسان yang artinya ‘keselamatan manusia terletak pada
kemampuannya menjaga lisan’.
Satu ini nih agak krusial. Anugerah
Tuhan berupa mulut kadang buat manusia lupa diri bin kebablasan. Saking hobinya
ngomong, apa yang diproduksi dari organ penghasil suara jadi gak dipikir
terlebih dahulu. Istilah keren-nya nyerocos terus kayak keran rusak @@
Contoh yang paling dekat aja ya,
gosip. Siapa yang gak pernah bergosip? Sebagian besar pasti pernah menggunakan
lisan untuk hal yang sebenarnya gak guna satu ini. Saya pun begitu *duh* Tanpa
disadari, gosip menjadi bagian dari rutinitas. Ada aja yang jadi bahan gosip.
Entah itu gosipin teman, orang yang pertama kali ditemui, sampe artis. Terlepas
dari benar atau tidaknya yang kita gosipin, yang namanya bergosip tidak pernah
mendapat Acc atau legalitas dari Tuhan juga Rasulullah SAW. Kalau emang agama
melegalkan gosip, gak bakalan ada kalimat bijak yang tadi saya tulis.
Waaah, kayaknya emang harus dijaga
ya nih lisan biar gak ceplas-ceplos sana-sini. Seperti yang tertulis di kalimat
bijak berbahasa Arab itu, dengan menjaga lisan maka manusia akan selamat.
Pasti, yang dimaksud di sini ialah keselamatan di dunia (terhindar dari
musibah) dan akhirat (diselamatkan dari api neraka). Siapa yang gak mau selamat
di dua alam itu?
3.
أمّهات
العبادة
Pas dengar Ustadz Aun nyebutin
ini, saya jadi berpikir, “Hwaah ternyata ibadah pun punya Ibu? Ternyata saya
emang kurang baca.” Dan ternyata, Ibu atau inti dari segala ibadah adalah قلّة
الذنوب (arti: sedikit dosa) #tersindir!
Ustadz juga dawuh,
walaupun emang manusia tempatnya kesalahan, setidaknya kita benar-benar
berusaha meminimalisir kadar perbuatan kita yang bisa menambah tabungan dosa. Karena
semakin banyak dosa, ibadah kadang juga terganggu. Sudah terlalu terlena dengan
enaknya berbuat dosa kali ya.
Jadi worry, sudah berapa
juta ya list dosa saya yang dicatat Paman Malaikat di kanan-kiri saya
ini? Ya Allah. Ingin sekali menjadi pribadi yang lebih baik tapi kenapa selalu
susah untuk memulai?
4.
أمّهات
الأماني
Nah, bagian أمّهات yang terakhir ini artinya, ibu dari segala
angan-angan atau harapan atau cita-cita. Sebagai manusia, wajar ya kalau kita
punya harapan untuk kehidupan kita sendiri. Karena, unconsciously,
harapan membuat hidup lebih hidup. Harapan seperti oksigen yang sangat
dibutuhkan manusia. Gak ada harapan, gak ada kehidupan. Pernah dengar kalimat
seperti ini,”Life ends when you stop believing. Hope makes life beautiful.”
It turns
out, ibu dari harapan-harapan kita ialah الصبر (arti:
sabar). Kenapa sabar? Menurut Ustadz, gak ada salahnya menggantungkan harapan
setinggi-tingginya. Setelah berharap dan pastinya berusaha plus berdoa, all
we can do is being patient. Sabar dalam hal ini bukan berarti pasrah tanpa
usaha ya. Sabar di sini ialah tahapan setelah kita berusaha sebaik mungkin untuk
mewujudkan apa yang kita inginkan supaya jatuhnya gak terlalu sakit juga saat
kita gagal meraihnya.
Dalam surat al Baqoroh ayat 153:
يأيّها
الذين ءامنوا استعينوا بالصبر والصلوة إنّ الله مع الصبرين
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah
sabar dan sholat sebagai penolongmu. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang
yang sabar.
Tuh kan, sabarnya harus diiringi sholat yang pastinya
termasuk berdoa atau meminta kepada Allah SWT.
All in all, berharap, berusaha,
berdoa, plus sabar menjadikan jalan meraih impian jadi lebih berwarna. #Fight!!
USA33,
16 Maret 2012
*Note: Please
contact me if you find any mistakes or wanna add the explanation above^^
Komentar
Posting Komentar