Friendship Life [Part III]


‘Angel-and-Demon’ Friends
Selama hidup (sampai nulis ini pun saya masih hidup kok), saya bertemu dengan beragam bentuk manusia plus karakternya. Ada yang membuat saya ilfil karena merasa gak sreg kalau harus mengkombinasikan kepribadian saya dengan mereka. Ada yang membuat saya fifty-fifty karena kadang ngerasa cocok dan kadang gak. Juga, ada yang membuat saya ‘klik’ karena ngerasa, “Ini gue bangeetz!” Nah, dengan tipe yang terakhir inilah, saya merajut (jeilaah... merajut) tali persaudaraan (duh, kata-kata apa lagi nih).
Kalau agama menganjurkan umatnya untuk benar-benar memilih teman yang bisa memberi pengaruh positif, saya pun melakukannya. Tapi, saya sadar kalau saya adalah orang yang gak terlalu ‘lurus’. Begitulah saya ketika harus memilih teman. Memilih teman yang juga gak ‘lurus’ banget tapi juga gak ‘bengkok’ banget. Sekali lagi, fifty-fifty. Mungkin, karena menyesuaikan dengan karakter ‘cepat bosan’ yang saya miliki inilah yang membuat saya mencari teman bertipe ‘angel and demon’. I mean, saya pengen teman yang ketika saatnya lurus ya kita lurus tapi when it comes tocrazy time’ ya kita harus gila-gilaan dan agak sedikit melenceng dari jalur shirothol mustaqim (entah menambah dosa atau nggak).
And... voila...
Inilah saya, seorang Onyud yang dikelilingi beragam teman dengan beragam karakter pula. Saat saya merasa ingin ‘sok’ taqorrub ilallah, ada teman-teman alim yang menjadi teman berdiam di masjid. Saat saya merasa ingin sedikit keluar jalur, ada teman yang pas untuk diajak nambah dosa #astaghfirullah! [untuk hal satu ini, saya tidak melakukan hal ekstrim apalagi sampai menyekutukan Tuhan. I still have an angel-side in my self^^]. Saat saya merasa ingin ngakak, ada teman yang siap diajak ngakak kapan saja. Saat saya merasa ingin meluapkan amarah (pastinya, saya tidak akan menjadikan mereka samsak gratis), saya akan mencari teman yang bisa membantu saya meluapkan api panas yang bersarang di hati. Saat saya ingin bercerita, ada teman yang bisa disewa secara gratis kupingnya untuk mendengar rentetan cerita saya. Saat saya ingin membantai dan menggoda teman, saya dengan cepat menemukan korban yang siap mati kutu ketika dibantai (buat para korban, Badai Belum Berlalu hehehe...). Dan, saat saya merasa sedih, saya akan membicarakannya dengan teman yang sangat saya percaya. Yang satu ini jarang banget terjadi karena entah kenapa semacam ada format dalam diri saya untuk cenderung menyimpan sendiri sedih dan tangis yang saya rasakan.
Rasanya agak terasa egois kalau baca paragraf barusan. Kesannya, hanya saya yang butuh teman. Bagaimana dengan saya sendiri? Apa saya sudah menjadi teman bagi orang lain? Hmmm... I can say, saya selalu available untuk menjadi teman yang bertipe ‘angel n demon’ ini buat semua orang *dijitak malaikat dari kanan-kiri*
Berinteraksi dengan ‘angel-and-demonfriends, jujur, membuat hidup saya ada artinya hahaha... Saya bisa mengatakan dengan bangga kalau saya memiliki hidup yang gak lonely. Hidup saya terasa rame. Juga, seperti judul blog saya, teman-teman tipe ini membuat hidup saya nano-nano. You know what, I enjoy being alive in this nano-nano world created by my ownself.
Entah apa jadinya kalau saya memilih ‘angelfriends atau ‘demonfriends saja sebagai pengisi hidup saya. Membosankan? It could be. Bukankah kita memang harus mengalami black and white untuk merasa bahwa kita benar-benar hidup? And this is the path I chose to lead my life^^

Welcome to the ‘angel n demon’ life, Friends!

USA33, 4 Maret 2012
Hi... meet me! I am your ‘angel n demon’ friend! Mhwahahaha...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

Friendship Life [Part IV]

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN