Mandi Kembang ya, Nak!

Ingat lagu Caca Handika:
Mandi kembang tengah malam
Jangan kau lakukan
Bla.. bla.. bla.. dst...
            Lagu dangdut ini sempat populer di era 1990-an. Tradisi mandi kembang sebenarnya ada dalam adat Jawa. Biasanya ada dalam daftar adat pernikahan, disebut ‘siraman’. Untuk acara mandi kembang ini, kita tidak menggunakan segala macam bunga yang ada di pekarangan rumah. Selain beberapa campuran atau ramuan dalam air, ada bunga khusus yang disebut kembang telonan, artinya ada tiga bunga yang wajib dicampur dalam air untuk mandi calon pengantin; bunga melati, kenangan, dan kantil. Baunya, kalau menurut saya sih nggak ada enak-enaknya karena wanginya mengingatkan saya pada bau kuburan yang masih baru dan basah.
            Berbicara bertele-tele seperti di atas, bukan berarti saya ingin membahas tradisi siraman dalam adat pernikahan Jawa. Ada pengalaman khusus tentang ‘mandi kembang’ yang saya alami [apakah saya sudah menikah?!] +..+

            Hari Minggu lalu (22/01), saya ke Surabaya beserta beberapa kerabat untuk menghadiri pernikahan Mbak. Sebenarnya kalau diurut berdasar silsilah keluarga, si Mbak ini tidak pantas saya sebut Mbak, melainkah Tante atau Bule’/Budhe. Tapi, karena usia yang terpaut tidak terlalu jauh, rasanya aneh harus memanggilnya dengan sebutan yang seharusnya tadi^^
            Singkat cerita, pernikahan Mbak ini benar-benar Jawa banget. Ada Panitra Acara yang berbahasa Jawa kental. Ada acara sambut manten, pecah telor, dan sebagainya... dan sebagainya yang masih terasa asing dalam hidup saya.
Pasca acara dengan adat Jawa tadi, saya kemudian masuk ke dalam rumah untuk sekedar istirahat. Tiba-tiba, dari luar, si Ibunya Mbak berlari lumayan cepat,
“Nadya endi... Nadya endi?” [*Dimana Nadya?]
Setelah bertemu dengan saya yang dicari, orang yang biasa saya sebut Ma’dhe ini langsung memberikan serangkaian bunga melati dan kenanga kepada saya (serangkaian bunga yang dipakai di sanggul pengantin wanita).
“Ini... ndang nyusul!” [*Ini... cepat menyusul]
#glodhak!
--'Kembang Sanggul' I Received--
Saya paham sekali maksud si Ma’dhe ini dan saya yakin Friends juga tahu apa yang dimaksud dengan tingkah dan ucapan Ma’dhe saya.
Oh My God!
Sejenak saya berpikir, apa saya benar-benar sudah tua di usia yang  ke-22 ini ya, Tuhan? Kalau menurut saya sih, saya masih muda-muda saja hehehe... tapi sepertinya di mata Ma’dhe dan beberapa kerabat sepuh lainnya, saya sudah tidak bisa dikatakan ‘muda’ lagi. Mereka sudah menganggap saya ‘matang’ #hyeeeh..# Terbukti dengan petuah untuk segera menikah yang selalu saya dengar dan hafal setiap kali bertemu.
Sekali lagi... Oh My God!
Semua orang juga pasti tahu apa maksud pemberian serangkaian bunga penghias sanggul pengantin kepada orang yang masih betah dan asyik menjomblo seperti saya ini. Ya, mereka berharap 100 bahkan 1 Triliun persen saya harus dan akan segera menikah. *beban di usia 20-an*
            Jika biasanya teman-teman saya [yang menghadiri resepsi pernikahan] mencuri-curi kesempatan untuk sekedar bisa mendapat sejumput bunga di sanggul pengantin wanita, saya bahkan kemarin mendapat full tanpa cacat sedikitpun rangkaian bunga sanggul itu. *semakin terpojok*
            Tak berhenti sampai di situ. Setelah acara benar-benar usai, saya dan Mama’ berpamitan untuk segera pulang ke rumah karena perjalanan yang bisa saja memakan waktu 4 jam. Setelah bersalaman dengan si Mbak dan suaminya serta mengucapkan selamat, berpamitan dengan saudara-saudaranya Mbak, tiba saatnya untuk berpamitan dengan kerabat-kerabat sepuh...
“Jangan lupa lho Nad bunganya...,” pesan Ma’dhe. Saya hanya tersenyum sok manis.
“Lho temenan iki, Nduk. Kembang iku wes kene’ restune wong akeh...” Ma’-Ma’ yang lain ikut menimpali. [*Lho serius ini, Nak. Bunga itu sudah dapat restunya banyak orang]
Digawe adus lho yo!” Ma’dhe memberi pesan lagi. [*Dibuat mandi lho!]
“Hah... mandi kembang dong,” saya bereaksi datar, sedikit shock sebenarnya.
When will I get married?^^
Engko bengi, mari tahajudan, kembange diseleh nang banyu trus digawe adus. Ndang oleh jodoh, kembange wes kene’ dungo-ne wong akeh,” pesan Ma’ Yam (kerabat lainnya) kalem dan tegas. [*Nanti malam habis sholat tahajud, bunganya ditaruh dalam air terus dibuat mandi. Biar cepat dapat jodoh, bunganya sudah dapat doa dari banyak orang]
#glodhak!
Apa-apaan ini?
Jadi, semua Ma’-Ma’ ini serius nyuruh saya mandi kembang?
Ooooh My God!!
Rasanya ada segunungan batu kali yang dihantam tepat di wajah imut saya ini #hehehe *sedih+khawatir*
            Saat itu dan saat ini pun saya berpikir. Am I that old? Or perhaps, Am I that mature to start a new life with another? Am I ready to share even my whole life with another?
Now, that I think of it, I am not ready yet. Saya belum pernah membayangkan harus berbagi kehidupan dengan orang lain [husband-to-be].
            Para Ma’ benar-benar memberikan beban yang sangat-sangat berat pada saya. Entah apakah saya harus merasa bersalah kepada mereka karena tidak menuruti saran ‘mandi kembang tengah malam’ itu. Saya hanya menggantungkan kembang sanggul itu di kamar dan ketika memandangnya, membuat saya berpikir, “Should I find my life-partner now or later?
Oh My Allah... rasanya saya ingin sekali kembali ke masa usia 15 tahun, saat tidak ada pepatah untuk segera menikah dari Ma’-Ma’ @_@
Allah, Beri saya jodoh!^^
            Yang saya tahu, saya akan menikah setelah Mas Bro saya menikah. Just want to get married by order, jadi nggak ada langkah-langkahan hehehe *sorry, Ma’*
            Tapi tetap saja, semenjak hari itu, saya jadi ingin menyelipkan ‘asking for marriage partner’ di setiap doa-doa saya kepada Allah. Kali aja beneran dikasih secepatnya biar Ma’-Ma’ puas karena sarannya dituruti. Awas aja kalau saya benar-benar menikah dan si Ma’-Ma’ itu tidak memberi angpao lebih *harap-harap cemas*
Anyway, have a new happy life for new couples in the whole world! ^_^

Malang, 24 Januari 2012
♥-Happy Wedding for Mbak Umi and Mas Arif-

Komentar

  1. " Yang saya tahu, saya akan menikah setelah Mas Bro saya menikah."

    aduh...kok jadi aku yg ngerasa terpojok yak....

    BalasHapus
  2. hahaha...nice note.

    #Sy mendukung mb Nyud utk sgra menikah#

    BalasHapus
  3. @Kak Abib: Hahaha... pokoke wes, nikahnya berurutan sesuai urutan lahir hahaha^^

    @Coy: Saya juga mendukung coy utk segera mcari pendamping hidup, kan udah mau wisuda^^

    BalasHapus
  4. @Coy: hahaha,,, kok semua org pada terpojok gini? Padahal mojok2 gak boleh lho, entar dimarahi Dewan Kyai ma Pengasuh wkwkwk

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN

This Confusion...