Why Do I Love The Lesson?
Segala sesuatu yang disukai pasti akan dilakoni dengan senang hati. Contohnya saja ketika kita mendeklarasikan bahwa membaca buku adalah sebuah hobi, maka aktivitas tersebut sangat nikmat untuk dilakukan [coz we love it]. Pelajaran di sekolah atau mata kuliah pun bernasib sama. Saat kita merasa klik dengan suatu pelajaran/mata kuliah, rasanya tidak ada beban setiap kali mempelajari dan mengerjakan tugasnya^^
![]() |
Yeeey... belajar!! |
Sejak SD, saya selalu punya satu atau dua pelajaran yang menjadi favorit. Kalau ini saatnya untuk membuka memori tentang favorite lesson, I’ll start from...
Bahasa Inggris à I love this course very much. Bahkan sampai saat ini pun, kalau ditanya tentang pelajaran favorit, saya pasti akan menjawab mantap, “Bahasa Inggris!”
Pertama kali belajar bahasa Inggris di kelas 4 SD. Saat itu, jujur, saya menyukai pelajaran ini karena gurunya #hahaha, ketahuan deh kalau suka Om-Om sejak kecil# Sayangnya, saya benar-benar lupa nama guru tersebut *sorry* Karena suka dengan pak Guru inilah saya berusaha banget menonjol di setiap sesi. Kalau waktunya tebak-tebakan vocabulary, 90% selalu bisa saya jawab; Pak Guru otomatis jadi lebih perhatian ke saya dooonk #asyeeek..!!!#
Sayangnya, Pak Guru hanya bertahan mengajar beberapa bulan. Sebagai pengganti, Alhamdulillah, gurunya laki-laki lagi ^_^ Karena memang sudah terlanjur jatuh hati sama bahasa Inggris, segalanya terlihat asyik. Termasuk guru baru yang saya juga tidak ingat namanya ini. Orangnya ramah, metode mengajarnya [sumpah] asyik banget. Gak cukup hanya belajar di kelas, terkadang saya dan segelintir teman juga berkunjung dan belajar di rumahnya setelah sekolah.
Keuntungan saya saat itu ialah saya cadel. Ya, seingat saya, saya tidak bisa mengucapkan huruf R sampai masa SMP/MTs akhir. Karena kecadelan inilah, pelafalan bahasa Inggris saya tergolong lumayan fasih #jyaaah... sombong!#
Saking cintanya sama pelajaran ini pula, tanpa ragu-ragu saya menjadikannya sebagai pilihan jurusan saat kuliah. No regret at all!!^^
Sosiologià Pelajaran ini ada saat SMA/MA. Alasan sukanya masih sama dengan bahasa Inggris, suka sama gurunya. Masih jelas di ingatan saya nama gurunya Pak Kharisun. Siapa yang nggak tahu beliau di kalangan yayasan waktu itu. Pembawaan beliau yang kocak bin ajaib membuat anak-anak tidak ragu untuk mengakrabkan diri dengan beliau. Kekocakannya ini pun dibawa saat mengajar. Ada saja gesture dan mimik yang beliau buat agar kami, murid-muridnya, enjoy dan cepat menghafal materi Sosiologi. Tidak ada kata ‘sepi dan ngantuk’ saat mengikuti kelas Sosiologi. Sayangnya, karena masuk penjurusan IPA, saya tidak bisa mengikuti kelas Pak Kharisun lagi di kelas 2 dan 3. Tapi tetap saja, Sociology is the best when it is taught by Mr. Kharisun^^ [Wish u the best health, Sir]
Mushtholah Hadits à Bukan mau sok agamis. Saya benar-benar menyukai pelajaran ini karena dua hal. Alasan pertama karena cara penghafalan pelajarannya yang menggunakan metode lagu, semacam nadzom gitu. Setiap kelas di mulai, nadzom yang telah dipelajari di kelas sebelumnya harus dinyanyikan. Cara ini memudahkan saat ujian; mau jawab soal ya nyanyi dulu hehehe. Alasan kedua tak lepas dari gurunya. Bukan. Bukan karena saya ‘in love’ dengan gurunya. Di awal semester, Pak Guru yang insya Allah [agak lupa] bernama Pak Sholihin ini mendekati meja saya dan mengatakan dengan tegas, “Anaknya Kholiq ya? Sing rajin yo!” Hwaaah.... ternyata Pak Sholihin adalah teman Bapak saya semasa di pondok. Dan begitulah seterusnya, setiap kali mengawali kelas atau di tengah-tengah penjelasan materi, beliau selalu, “Anake Kholiq, piye kabare Bapakmu?” *please deh, Pak. Saya kan malu* Dengan setengah memaksakan diri, pelajaran ini adalah yang harus saya paksakan bisa demi saving my father face and for my own sake *Oh My Allah!*
Saudara-saudara, saya rasa tidak ada enaknya kalau guru kita mengenal salah satu anggota keluarga kita. Kita tidak selalu bisa mengekspresikan apa yang diinginkan@@
Masa kuliah, subjek apa ya yang saya sukai? Aaaa...
Speaking II à Mata kuliah wajib bagi mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Dijamin kuliah akan terhambat jika tidak lulus mata kuliah ini. Saat saya memprogram mata kuliah ini, saya sengaja memilih kelas Miss Kendra [Dosen dari Amerika]. Sekalian latihan berinteraksi dengan orang asing, pikir saya. TEPAT. Saya menilai, saya sangat tepat memilih kelas ini karena di sinilah kegilaan saya dan teman-teman se-geng muncul. Ya, Miss Kendra menugaskan drama dengan latar cerita dongeng Indonesia. Saya dan teman se-geng [Leli, Mila, Tami] memilih keong emas. The story began, kami benar-benar gilaan memainkannya dengan tambahan lagu dan tingkah konyol. Hasilnya, “Your team has the best performance. I love the song and I enjoy the performance,” yeeey... thank you Miss Kendra!^^
Journalism à Mata kuliah profesi yang sengaja saya pilih karena saya merasa cocok berada di kalangan para jurnalis. Pada masa kuliah, saya juga menjadi salah satu jurnalis di tabloid dan website universitas; dan mengambil mata kuliah ini sangat membantu saya untuk belajar dan memahami lebih banyak mengenai dunia jurnalistik.
Ternyata, selain faktor minat, faktor pengajar juga mempengaruhi kesukaan kita terhadap suatu pelajaran. Selain dari segi wajah [ganteng atau cantik], metode mengajar sangat mempengaruhi minat belajar murid. Kalau kamu tidak percaya diri dengan pembawaan wajah, berusahalah menjadi guru yang kreatif [ya kan?] *kok kayaknya gak nyambung ya dengan paragraf awal? Ya sudahlah hehehe*
Infopub, 25 Januari 2012
For all teachers/lecturers: May Allah Protects you
Komentar
Posting Komentar