♥-Finding and Being a Friend-♥
![]() |
-Numpang Narsis- |
Tidak ada yang menyangkal kalau manusia makhluk sosial. Karena itu, setiap orang selalu mencari orang lain yang bisa menemani hari-harinya, entah itu pacar atau sahabat. Sahabat? Ya... seseorang yang bisa jadi menjadi idaman setiap individu.
Siapa sih sahabat itu?
Tingkatannya di atas orang yang sekedar disebut ‘kenalan’. Ada juga yang bilang, sahabat setingkat lebih tinggi dibanding teman. Mungkin saya tidak benar-benar paham apa yang dimaksud di sini. Toh dalam bahasa Arab, teman atau sahabat tetap disebut ash Shodiiq; dalam bahasa Inggris disebut friend [insya Allah seperti itu].Kata orang, sahabat itu seperti sebuah kalimat yang sudah sangat familiar, “A friend in need is a friend in deed” *sahabat ada di saat suka dan duka
Sahabat, masih kata orang, ada di saat kita butuh, menjadi tempat bersandar ketika kita lelah, menjadi tempat curhat, dan yang paling populer, giving shoulder to cry on. Kalau memang seperti itu arti dari seorang sahabat, alangkah mulianya seseorang yang bisa disebut sahabat bagi orang lain^^
Jika memang semulia itu, siapa yang tidak ingin dijadikan sahabat bagi orang lain? Saya yakin semua mau. Saya pun begitu, ingin menjadi ‘sesuatu yang berarti’ bagi orang-orang di sekeliling saya.
The thing is, saya sendiri tidak yakin, apakah saya sudah menemukan sosok seorang sahabat. Sepertinya sampai saat ini, saya belum menemukan seseorang yang bisa saya panggil sahabat [jika memang definisi sahabat seperti yang saya sebut tadi]. Saya belum menemukan orang yang selalu ada saat saya butuh. Saya belum menemukan seseorang yang membuat saya nyaman untuk mencurahkan isi hati yang paling dalam. Saya juga tidak selalu berani menunjukkan tangisan saya kepada orang lain, kecuali untuk beberapa hal.
Apakah saya sudah mencari? Bisa dibilang, saya selalu berusaha mencari sosok seorang sahabat pada orang-orang yang selama ini ada di sekitar saya. Dan sekali lagi harus saya katakan, saya tidak yakin apakah orang-orang tersebut bisa disebut sebagai sahabat jika definisinya semulia tadi.
Bukan berlagak tidak butuh orang lain. Saya selalu punya teman akrab di mana pun; ketika SD, SMP, SMA, dan kuliah. Saya selalu serius menjalani hubungan pertemanan dengan orang lain. Tapi, jika sahabat harus didefinisikan semulia itu, apa iya teman-teman akrab saya bisa saya masukkan dalam daftar sahabat?
Hmm... jika kenyataannya sahabat harus didefinisikan begitu, saya tetap respek pada orang-orang yang selama ini selalu menemani saya. Orang-orang yang selalu menjadi partner yang asyik untuk hang out, makan, dan berhaha-hihi. Tanpa mereka, hidup saya akan benar-benar sepi. Tidak ada yang bisa diajak nonton bioskop, makan-makan di food court, windows shopping di Mall, atau sekedar mengomentari orang-orang yang kami temui atau lewat di depan mata.
Saya sendiri juga tidak yakin telah menjadi sosok sahabat bagi orang lain karena saya bukan orang yang semulia itu. Saya belum melakoni segala hal untuk menjadi ‘seseorang’ bagi orang lain. Saya juga belum yakin ada orang yang membutuhkan saya dan memikirkan saya kapanpun dan dimanapun. Apa terdengar tragis ya? Kayaknya sih #hahaha#
Sudahlah, for now, I just want to find and be a friend. As long as I don’t find yet, I’ll keep looking for ‘the one’.
USA33, 24 Januari 2012
For MANGAPerzzz [Leli, Tami, Mila, Atul] and all friends of mine^^, saranghamnida!
Komentar
Posting Komentar