Oh... Gross!!
Hari ini saya melangkah
keluar dari salah satu mini market dengan cemberut [bibir manyun, kening
berkerut, langkah keras]. Sampai saat ini, kira-kira 90%, saya mempunyai ekspresi
yang sama ketika keluar dari mini market itu.
Kenapa?
Setiap keluar
dengan cemberut, saya pasti melihat telapak tangan saya yang menggenggam uang kembalian
hasil belanjaan. Ada benda yang sangat mengganggu pemandangan.
Permen!
Ya. Permen,
sodara-sodara.
Mini market ini
selalu punya stok permen yang banyak untuk diberikan kepada pembeli dengan
TIDAK gratis. Permen ini diberikan kalau kita memiliki kembalian sekitar 100-200
rupiah. Satu permen untuk seratus rupiah.
Bukan saya pelit atau
perhitungan ya.
Hello...!
Kenapa harus
permen sih. Saya gak minta dikasih cokelat Silver Queen kok. Tapi apa tidak
bisa menyediakan koin seperti mini market lainnya. Swalayan yang lebih besar
saja tidak pernah ngasih saya permen untuk menggantikan koin 100-200 rupiah
kok. Lha ini? [kalau gak kepaksa, gak pengen saya kesitu. Astaghfirullah!]
Saya yakin, tuh
permen yang dikasih harganya gak sampai Rp.100,- per biji. Iya kalau yang
dikasih tuh kayak lollipop gitu, mendingan banget #ngarep.com
Waaah... sungguh
bikin naik pitam kalau habis belanja dari situ. Rasanya pengen bejek-bejek mbak
Kasir atau kalau bisa pengelolanya sekalian #huuuuuh!
Kadang kepikiran
kalau beli sesuatu yang seharga Rp. 500,- misalnya, pengen saya kasih permen 5
biji. Trus kalau ditanya:
“Mbak, kami tidak
menerima permen.”
“Saya juga tidak
menerima permen untuk uang kembalian, Mbak!”
PUAS LOE!!!!
Tapi kenapa tidak
pernah saya lakukan ya?!
Oh, how coward I
am #hiks! *garuk2tanah*
Please, Ya
Allah... sadarkan pengelola mini market itu. walaupun jumlahnya kecil, ini
kerugian besar kalau terus dilakukan. Rasanya saya agak gak ikhlas gitu. Kenapa...
kenapa... why... Oh wae-yooooo???!!!
20.10 WIB
Kamar Kos, 4 Februari 2013
*sedangkumat*
Komentar
Posting Komentar