ANEH

            Pernah merasa diri sendiri terasa aneh dibanding dengan orang lain? Kalau ada yang jawab “Pernah” berarti sudah benar-benar menyelami kepribadian diri sendiri. Kalau ada yang jawab “Nggak pernah. Apanya yang aneh?” hmmm, let me say, he or she does not really see through the personality. Tapi bisa juga yang jawab nggak ngerasa aneh merasa dirinya sama aja dengan orang lain di sekitarnya. Saya bilang seperti ini bukan ingin mengklaim kalau setiap orang itu mempunyai kepribadian yang aneh dibanding dengan lainnya. Mungkin lebih kepada, saya sendiri yang lebih merasa aneh kalau membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Aneh gimana?
Apa ya yang aneh? Wah jadi bingung juga kalau mau ngungkapinnya :-)
            Saya dulu suka banget ikut seminar-seminar yang berkaitan dengan pemberian motivasi kehidupan. Entah itu ikutnya karena greget sendiri, diajak orang, atau merupakan rangkaian dari suatu acara yang saya ikuti. Ketika semua orang merasa full of energy setelah training motivasi itu usai, saya merasa biasa-biasa saja. Dulu, saya selalu menghibur diri sendiri dengan mengatakan, “Ah, mungkin trainernya yang nggak terlalu handal jadi saya tidak berasa apapun.” It releases me. Beberapa saat kemudian, setelah mengikuti seminar serupa, hati saya bergejolak #Hyaaa apaan nih# “Kok saya saja yang nggak berasa apa-apa ya?” Ketika menyadari hal itu, saya jadi merasa stranger in the crowd. Semua orang pulang dengan semangat baru, tapi saya tetap seperti biasa. Sejak itu saya jadi merasa aneh ketika harus mengikuti seminar motivasi dan selanjutnya menjadi tidak tertarik sama sekali ikut seminar-seminar seperti itu. Pikir saya,”Percuma juga ikut kalau nggak hasil apa-apa.”
Lalu, apa itu berarti saya adalah orang yang kurang atau sama sekali tidak bersemangat?
Ooo tentu tidak, sodara-sodara.
            Jujur saja, setelah menyadari keanehan itu saya segera mencari jawaban agar tidak melulu terperangkap dalam keanehan. Saya pun mencari sendiri, apa sih yang bisa menambah, men-charge semangat saya? Ternyata jawabannya adalah.... jreng..
Ya diri saya sendiri
            Saya hanya butuh kesadaran diri saya sendiri untuk bersemangat melakukan aktivitas yang sebagian besar penuh dengan kewajiban. Saya sadar, tidak pernah benar-benar serius ketika mengikuti seminar motivasi. Akibatnya tak ada satupun kata-kata dari trainer yang nyantol di otak dengan giga terbatas ini. Apa itu berarti saya harus ikut seminar motivasi lagi dengan keikhlasan jiwa dan raga saya? TIDAK! I completely am not interested in that kind of seminar. Maybe, because I realize that I will be the strange person after joining the seminar :-(
Lalu, apa yang saya lakukan untuk memotivasi diri sendiri?
            Yang paling sering dilakukan, mengatakan pada diri sendiri, “You are YOUR future! Apa yang sekarang kamu lakukan bakalan ng-efek di kehidupan mendatang. If you are lazy, you’ll meet failure. If you’re dilligent, you’ll meet your triumph.” Which one do I choose? Of course, I choose to be dilligent walaupun munculnya tuh mendadak dan jarang-jarang @_@
            Intinya, sampai sekarang pun saya masih belum menemukan cara yang pasti untuk mengembalikan semangat baru ala coca-cola. Kadang, saya harus nelepon orang tua dan minta dinasihati biar agak tercambuk dan tergerak hatinya. Kadang, saya ngingat-ngingat, apa saja yang sudah saya lakukan untuk memperbaiki kehidupan saya sendiri; kalau ngerasa belum ada yang dilakukan, biasanya saya bisa tergerak untuk melakukan sesuatu. Kadang ...
#dari tadi kadang-kadang terus
*Lha kan udah saya bilang kalau belum punya cara yang pasti :-(
Kalau kalian sendiri? Apa yang biasanya dilakukan untuk mengisi ulang semangat baru? Share ya :-)

20 Mei 2011,
Ruang Baca Perpustakaan Kampus
Thanks to the librarian yang udah nyalain AC :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

Friendship Life [Part IV]

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN