Sekali-Kali Berasa Muda (lagi)
Minggu lalu berasa galau. Diajak ikut
aktivitas outdoor sama reporter-reporter junior di kantor tapi...
aaah... gak semangat. Mereka masih muda. Jauuuh usianya sama saya. Takut
kalau-kalau cara kami bersenang-senang tuh beda.
Sampai hari H (13/5) saya belum
nentuin keputusan. Beberapa hoobae yang cewek berharap saya ikut (sok
penting). Ya karena hanya si Arif yang nemanin mereka selama camping. Mereka
merasa gak nyaman kalau hanya ada senior cowok.
Pas pelepasan oleh Pimred,
lagi-lagi tatapan kucing mereka buat saya jadi merasa bersalah. Berasa gak
tanggung jawab banget sebagai sunbae. Ya sudah. Akhirnya, saya putuskan
nyusul saja ke lokasi kemah, Bedengan. Kan saya belum berkemas. Rencananya berangkat
sama salah satu reporter yang juga nyusul karena masih ada acara OMIK.
Jadilah habis sholat maghrib, saya
berkemas, membawa sehemat mungkin. Yang penting-penting aja. I predicted it
will be very cold there, so I decided to bring gloves and socks. Sebelum ke
sana, saya beli makan malam dulu buat mereka. Kasihan kalau mereka hanya makan
mie. Ini kegiatan swadaya tanpa pendanaan kantor. Toh, ini inisiatif mereka
untuk memperdalam fotografi dengan DSLR.
Perjalanan ke Bedengan... Wow. Habis
hujan. Jalan licin plus becek walau sudah dikasih batu-batu. Gelap. No street
lights. Dikelilingi semak-semak dan kebun-kebun jeruk (salah satu yang
menjadikan Bedengan terkenal). Ngeri. Sedikit. Karena udara di dataran tinggi
mulai kerasa dingin, telinga saya yang emang lagi ‘rawat jalan’ mendadak kumat.
Oh God. Please not now.
Sampai di sana, dengan sedikit
perjuangan karena saya memutuskan untuk jalan saja daripada ada apa-apa dengan
motor si reporter, sampai deh di lokasi kemah.
Duuuh... saya masih ingat wajah
junior-junior yang kegirangan lihat saya datang. NO. Mereka tidak setulus itu. Tepatnya,
mereka kegirangan lihat nasi bungkus yang saya bawa. CRAP.
Hahaha... ah.. they’re just cute,
though.
Setelah dinner #aseek, Arif
ngasih materi pertama tentang ‘low-light setting photography’. Si manusia
berkaca mata itu jelasin apalah-apalah yang nyampe di telinga saya jadi rumus Matematika.
Alamaaak...
Anak-anak pun (deuh!) mulai
praktek dengan beberapa unit kamera milik kantor dan juga milik Arif pribadi. Seneng
banget kayaknya. Ada yang berhasil langsung girang kayak dapat hadiah naik
haji. Ada yang gagal dan ekspresinya kayak yang gak boker beberapa hari.
Hahaha... maafkan penggunaan istilah saya yang terlalu ekstrim.
Saya? Udah lihat aja mereka. Saya sudah
bahagia. Alhamdulillah masih ada junior yang semangat belajar penulisan berita sekaligus
teknik fotografi. Setidaknya Tabloid GEMA, UIN Maliki Malang jadi tetap eksis
karena mereka.
Menjelang larut, Arif menyarankan
untuk in-depth sharing. Kami IYAkan walau beberapa terlihat mengantuk. Tapi ini
media mereka untuk mengkritik kami sebagai senior. Seingat saya, mereka belum
pernah begitu.
I have been eagerly waiting for
this moment.
Keluarlah semua uneg-uneg di
pikiran dan mungkin yang memberatkan hati kami. Semua dikasih kesempatan untuk
ngomong. Sayang, tidak semua berpartisipasi di outdoor training ini. Padahal,
akan sangat bagus kalau semua hadir dan mengakrabkan diri seperti ini. Saya ingin
akrab dengan semua. Gak hanya sama itu-itu aja. Semua adik saya. Mungkin juga my
unrelated-by-blood children.
Malam pun berganti dengan pagi
#cieee... Kami sholat shubuh berjamaah. Hem... berasa... different. Sholat di
alam terbuka. Now, I know this feeling.
Habis itu, Arif langsung ngajak
mereka jadi pemburu sunrise. Yup, the next topic would be about ‘outdoor
setting’. Semuanya meninggalkan lokasi tenda. Saya? I was in charge of
jagain tenda. Lha banyak barang-barang. Kami gak nyewa satpam buat jagain kami
selama berkemah.
Sambil nungguin mereka, saya mulai
jeprat-jepret. Mumpung udah lama nganggurin camdig. Beragam posisi saya coba
#heh?! Bosan cuma foto. I then made some videos for some people. Hihihi...
ternyata walau lumayan narsis, saya gak se-PD itu ya cuap-cuap depan kamera. Jadi
ingat tugas dari Prof. BYC untuk buat self-intro. Berapa kali tuh take-nya.
Tapi ternyata buat video ala VLOG
gitu asyik juga. Buat terus aaah...
Kelar mengejar sunrise,
anak-anak nge-Mie. Sambil nungguin Pimred dan Kak Ajay yang rencananya datang.
---
Kemah kami tutup dengan makan
gorengan anget bareng hehehe... dan menuju rumah Kak Ajay untuk minta sarapan
gratis. Thanks a million, Kak Ajay, Mbak Iin. That was so delicious. Kelaparan banget.
---
Saya harap yang lagi terlibat
cinta segitiga segera diberesin masalahnya. Hahaha... ya kali aja ada reporter
yang cinlok kan seru tuh dilihat.
----
![]() |
Add caption |
![]() |
Mulai cerah |
![]() |
Our Tents |
![]() |
Sumpah airnya dingin |
![]() |
Eciyeee serius |
![]() |
with hni |
![]() |
with Cel |
![]() |
Ayo muleeeeh |
Whatever
Komentar
Posting Komentar