Hai... Kamu Ternyata Jauuuuh...
Apalah gunanya berteman kalau masih ada
rahasia-rahasiaan?
I’ve been questioning myself these days.
Teman yang saya kira, dekat, tidak merasa seperti
itu.
Mungkin, secara menyedihkan saya bisa bilang, hanya
saya yang merasa dekat. Si teman itu tidak merasa begitu.
Saya sadar,
sejak awal bertemu, seperti ada
dinding besar yang dia bangun di sekitar dirinya. Menunjukkan, “Saya mau
berteman dengan banyaaaak batasan.”
Saya pikir, dulu, itu hanya karena dia tidak
terlalu bersosialisasi dengan lainnya. Then, I tried to approach her slowly. I thought
that we’re close enough to share anything. I thought we can even share our
secret as I did to her.
Then, I realize, hanya saya yang merasa ‘dekat’.
Dia tidak.
Dia masih jauuuuuuuuuh di dunianya yang sangat
individualis.
But she enjoys it. That’s her one and only world. That’s
how she lives her life for twenty something years.
---
Kadang saya pikir, apa karena perbedaan usia kami sehingga
saya susah memahami jalan pikirannya?
Atau ada hal lain dalam diri seorang wanita (di
usianya) yang tidak akan bisa saya pahami sampai saya mencapai usia tersebut?
---
Sebaiknya, agar tidak terlalu larut dalam
kebencian, I decided to keep a certain distance.
That’s the safest and best way I can do.
Dengan begitu, dia tidak akan terbebani dengan saya
yang terlalu ‘nyablak’,,, dan juga saya tidak akan sakit hati dengan sifatnya
yang individualis.
---
Let’s be not-so-close friend ^_^
Whereever,
May 18, 2016
Komentar
Posting Komentar