My Trip by Matarmaja, Part IV

[Apa yang Harus Disiapkan?]
Naaaaah...
Setelah menulis pengalaman naik kereta api Eko tercinta, Matarmaja, saya mau ngasih beberapa tips nih buat yang berniat ke Jakarta naik kereta ini. Gak hanya yang naik Matarmaja sih, tapi secara keseluruhan, naik kereta api kelas Ekonomi.
Pada intinya, kalau mau bepergian jauh, kalian harus WELL-PREPARED alias penuh persiapan. Berdasarkan beberapa pengalaman naik nih kereta bahenol, ini nih hal-hal yang harus dipersiapkan sodara-sodara sebelum bepergian jauh [NOTE ya, semua saran di sini ditulis berdasar apa yang saya lakukan, it may be varied for others]:

Pesan Tiket Sebelum Terlambat
Tentunya kalian harus tahu dulu nih kapan mau berangkat dan yang pasti tujuannya kemana #yaiyalaaah. Setelah tahu mau kemana, coba browse or google pengalaman-pengalaman orang lain yang bepergian ke tujuan yang ingin kamu tuju. Cari tahu juga kereta apa yang mampir di stasiun tujuan. Contohnya kalo dari Malang ke Jakarta ada KA Matarmaja [Ekonomi], KA Gajayana [Bisnis & Eksekutif], jadi, pas di stasiun udah tahu mau pilih kereta apa. Gak perlu celingak-celinguk kebingungan. Sebenarnya, kita bisa sih nanya di bagian Customer Service di stasiun, tapi lakukan itu kalo kamu emang punya banyak waktu untuk dihabiskan di stasiun hehehe...
Ini Struk dari ATM kalau pesan online
Saran saya, gunakan jasa CS untuk bertanya, “Tiket kereta *** dari *** ke ***, masih ada?” Jadi hanya mastiin apa tiket kereta yang kita inginkan masih tersedia apa jangan-jangan udah sold out. Sebenarnya kamu bisa aja lihat jumlah kursi available di monitor besar saat memasuki stasiun. Tapi, beneran deh, capek mantengin monitor. Apalagi kalo tanggal yang diinginkan gak nampang-nampang di monitor #KepalaKaku.
Untuk menghindari kehabisan tiket, perusahaan kereta api sudah sangat berbenah kok. Kamu bisa reservasi tiket sejak H-90 dari hari keberangkatan di loket stasiun. Bahkan, kalian juga bisa saja meng-cancel tiket yang udah dipesan, maksimal 30 menit sebelum jadwal berangkat. Tapi, pastinya dikenakan biaya pembatalan sebanyak 25% dari harga tiket. Selebihnya, tiket dinyatakan HANGUS!
Karena sekarang jaman surfing, you can also do it ONLINE. Masuk aja ke laman resmi, http://www.kereta-api.co.id/ Lalu masuk ke menu Reservasi dan tinggal dicek ketersediaan tiket. Hanya saja, untuk kereta ekonomi [in this case, Matarmaja], sampai saat saya nulis ini, belum bisa dicek dan dipesan online. Karena, menurut Mbak di loket stasiun yang saya tanyai, “Matarmaja masih berbenah, Mbak. Mungkin sebentar lagi bisa dipesan online.”
Sedia KTP Sebelum Dipelototin Petugas KA
Waktu pesan tiket di stasiun, make sure you bring your ID Card or KTP, bisa copy-annya. Tapi, kalau mau masuk ke dalam stasiun saat berangkat. Tunjukkan KTP asli, bukan copy. Saat dalam kereta, tunjukkan juga yang asli saat pemeriksaan tiket. Nah, biar gak ribet, taruh KTP di tas bagian depan. So, pas kamu keburu masuk dalam stasiun karena waktu tiba mepet dengan waktu kereta berangkat, kamu gak perlu ngeluarin semua isi tas kamu, apalagi kalo dompetnya ditaruh di bagian bawah tas #Rempong.
Setelah pemeriksaan tiket dalam kereta, you will NOT need it anymore so you can keep your ID card in a safe part of your bag.
Handphone OUT of BATTERY!!
Tenaaang, di tulisan Part I, saya udah nulis betapa tercengang dan bahagianya saya saat tahu kereta level Eko sudah dipasang stopcon. You don’t need to be worried anymore, sodara-sodara. You can send messages, online chat, call freely without being worry. See, now we have stopcon in Economic train ^.^ Tapi, jaga-jaga juga sih, jangan terlalu boros, kali aja arus listrik kereta padam kayak tulisan saya di Part II hehehe... Still, I will say, DON’T YOU WORRY!
Aduuuh... Punggung Pegel!
Ini adalah my biggest worry kalo mau naik kereta Eko. Yaa.. karena kursinya tegak banget, gak bisa dimundurin [kayak kereta atau bis eksekutif], dan... ATOS! Hehehe... beneran, atos. Walaupun saya yakin tuh kursi mengandung spons, tapi kalah sama kerangka besinya. Lha wong, spons-nya tipis [*saya gak pernah mutilasi kursi KA].
Bantal/Boneka yang Saya Bawa ^^v
In this problem, saran saya adalah bawa bantal sendiri. Saya bawa boneka kecil pemberian dari Halmoni-Halmoni plus Bray untuk meng-empuk-kan perjalanan saya #hallaaah! Bisa buat nyandar di dinding kereta kalo mau tidur, jadi kepala gak kejedot. Sebenarnya, it’s OK kalo gak bawa. Toh, pihak KA udah ada pelayanan sewa bantal yang dikenai biaya Rp. 5.000,- sampai stasiun tujuan [TIDAK sewa per jam]. INGAT, bantal jangan dibawa pulang ya? Kadang ada tuh yang nakal, ngutil bantal kereta. Kasihan pihak KA dong. Nambah dosa juga. Masuk neraka. Hiiiiy... PANAS!
Brrr... Dingin!
Buat sodara-sodara yang gak tahan dingin, kayak saya, jangan lupa bawa jaket ya. Kan kereta udah ber-AC kenceng. Gak usah bawa jaket yang tebel kayak mau ke pegunungan bersalju, tapi juga jangan terlalu tipis. Bisa juga bawa selimut, tapi kan jadi ribet. Kayak mau piknik di KA aja hohoho.
Halal juga kalo mau bawa kaos kaki buat anget-angetan bagian kaki [ya iyaaa, masa’ bagian kepala #ngoook!].
Lapeeeerrr!!
Namanya juga perjalanan jauh pake kereta Eko. Pasti ada perasaan lapar dan haus. So, siapin bekal dari rumah. Bawa makanan [nasi+lauk], camilan, dan minuman pastinya [air mineral, teh botol, dll]. Kalau saya, sukanya sih bawa minuman merek PS kalo bepergian jauh hehehe... for me, it’s a MUST.
Gak sempat masak? Keburu-buru?
Tenaaaang... pihak KA punya gerbong makanan. Kamu bisa tanya petugas yang lewat kalo udah di kereta karena nomor gerbangnya pindah-pindah sih. Tapi, kalau malas ke gerbong kereta [kan harus ngelewatin gerbong penumpang lain, kecuali kalo tetanggaan dengan gerbong makanan], sudah ada petugas yang berseliweran bawa makanan dan minuman jajaan. Ada nasi goreng, nasi rames, mie instan cup, teh hangat/dingin, kopi panas, dan air mineral. Harga? Hahahaaaa... mahal #jujur! Bisa juga sih beli di pedagang asongan di KA. Menu bisa lebih beragam dari yang dijajakan gerbong makanan KA dan masalah harga.... masih mahal huhuhu. That’s why I told you to be WELL-PREPARED, khususnya dalam hal membawa BEKAL!
Eeeewwww... sabun batang!
Pada saat saya menyidak toilet Matarmaja, sabun yang disediakan pihak KA adalah sabun batangan. Entah apakah sebenarnya mereka menyediakan sabun cuci-tangan yang tinggal pencet atau tidak, tapi saat itu, sabun batangan lah yang saya temukan. Merek terkenal sih, but still, it’s a SOAP-BAR. Kalau menurut ahli kesehatan [salah satunya Mas Dokter Ryan Thamrin #ehem! *blush*], sabun batangan sangat tidak disarankan untuk dipakai berjamaah. Bayangin aja, kuman di pengguna A, B, C, jadi satu dalam satu genggaman eeeewww... apalagi kalau di toilet umum macam kereta. Berapa orang tuh yang pakai hiiiiy. Walaupun itu sabun yang label-nya penghilang kuman, tetap saja akan jadi tempat bersarang beribu-ribu bahkan berjuta macam kuman kalau digunakan berjamaah.
So, for you, bawalah sabun cair because IT’S PREPARED JUST FOR YOU. Lebih higienis #yeillaaaa... bebas kuman berjamaah [“dr. Ryan, bener gak?”] #aseeek!
OMG, Muke Gileeee!!!
Ini kekhawatiran saya selalu, di menit-menit sebelum sampai stasiun tujuan. Apalagi paling males kalo harus mampir di toilet KA, sempit dan (maaf) pesing. Air lancar kok. Nah, karena males ke toilet hanya untuk cuci muka yang udah berlabel ‘Muke-Gile’, saya selalu sedia TISU BASAH. Cari tisbas yang aman di wajah ya. Baca penggunaan dan warning sebelum membeli tisbas yang niatnya untuk membersihkan [salah satunya] wajah gileee nan kumus-kumus bin lecek. Jangan sampe kamu salah beli tisbas yang mengandung zat berbahaya bagi kulit wajah, parahnya lagi kalo salah beli tisbas yang khusus untuk daerah kewanitaan #ampuuuuuuuuuun. Hahaha...
Kalo udah beli tisbas kan jadi gak ribet. Gak perlu ke toilet untuk menyegarkan wajah, dan anggota tubuh yang nampak. Cukup tarik tisbas dari tempatnya dan usap.. usap.. usap.... cliiiiiiiiiiiiiing... wajah anda semakin gileeeee hahaha. BERSIH dooong!
Perintilan Kecil Lainnya
Selain yang udah disebutin secara gila-gilaan di atas *NengokLangit*, ada perintilan alias barang-barang kecil lainnya yang bisa jadi pertimbangan untuk dibawa:
tisu kering [kali aja habis makan trus cemot semua di sekitar mulut],
kipas icik-icik [kali aja AC gak fungsi sementara],
make-up [bisa dandan sebelum turun KA atau dandan di toilet stasiun. Kali aja udah ada yang nungguin/jemput gethooo.. cuiiit cuiiiit...]
minyak angin [buat anget-angetan atau pencegah mual],
permen [buat emut-emut],
ear/headphone [biar gak suntuk di KA],
buku [for those who love reading], dan
obat mual [buat yang mabuk darat; bisa dalam bentuk pil atau cair. Sesuai selera.]

That’s all!!
Makasih bangeeeet buat yang dari awal (I-IV) udah menyimak cerita sederhana ala KA Eko namun berkesan punya Onyud. Yang ingin disampaikan sebenarnya hanya satu sih:
“Tidak ada cerita murah walau perangkatnya emang murah [KA Eko], yang ada hanya cerita sederhana dan bisa dibagi ke semua orang ^.^” *horeeee*

Kamar Kos, 25 September 2013

PS: kalo ada pengalaman lain, pasti di-share lagi hihihi #SudahCukup! hohoho

Komentar

  1. “Tidak ada cerita murah walau perangkatnya emang murah [KA Eko], yang ada hanya cerita sederhana dan bisa dibagi ke semua orang ^.^”

    assssaaaaa iihhhhiiiiiirrrrrrr hahahaaa

    baiklah...ini info sangat berguna dan bermanfaat bagi saya yang baru saja 3 kali naik kereta, (blitar-malang-blitar, itupun pas belum direnov manajemennya hiks)
    jadi pengen jalan-jalan naik kereta ke mana gitu... jakarta.. ketemu pak jokowi...hwaaaaaaa
    *saya kenapa?

    yaaahhh mumpung bisa komentar yang panjang, hmmm sy sebagai penggemar tetralogi My Trip by Matarmaja, merasa sangat terhibur dengan tetralogi ini. kalo perlu ini bisa dibukukan dan disebarkan luaskan. juga kalau perlu mantan mahasantri kita dulu dipaksa untuk membeli. hahahaa *segera sadar isnaaa....

    hahaaa sy tunggu tulisannya mbak nida lagi yaaah...
    fighting sunbaeniiimm....^.^

    BalasHapus
  2. hoaaaaah... saya kok jadi males mau nulis lagi yaaa... merasa bersalah sama blog yang sudah saya bina ini #preeeet

    BalasHapus
  3. makasih banyak ya infonya,so helpful

    BalasHapus
  4. Nggak salah info, mbak? KA 40 Gajayana cuma bawa eksekutif.

    BalasHapus
  5. pas saya naik, bisnis tu levelnya. lagian fasilitasnya gak eksekutif amat :)

    BalasHapus
  6. Tahun berapa? Memang awal peluncurannya gajayana bawa K1 dan K2. Tapi, nggak eksekutif dari mananya? Sekarang Gajayana bawa kereta pesawat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Friendship Life [Part IV]

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN