Semua Karena Jipang


Jipang. Ada yang gak tahu apa itu jipang?
Jipang adalah suatu cemilan yang terbuat dari beras ketan. Biasanya di kasih balutan gula karamel yang menyebabkan wanginya hmmmmm... ke seantero penjuru lubang hidung. Kalau dulu cuma ada jipang yang berbalut gula karamel, masa saat ini sudah banyak pilihan varian. Ada yang dikasih rasa stroberi, vanila, melon, dan sebagainya. Rasanya? Jangan tanya. Sudah pasti [bagi yang suka panganan manis] rasanya yummy banget. Enak banget... lengket dan manis di rongga mulut #hallaah!
Saya punya cerita khusus dan mengenaskan untuk cemilan satu ini.
Dua minggu terakhir ini, saya tiba-tiba ingin sekali makan atau nyemil jipang. Saya tidak sedang ngidam karena memang belum berbadan dua alias hamil [nikah aja belom kok!], tapi keinginan itu muncul begitu saja. Ada alasan pastinya kenapa saya sangat menginginkan cemilan satu ini.
Bermula dari seorang teman yang membawa jipang dan pasangannya, brondong [jipang dan brondong tak dapat terpisahkan] dari rumah. Karena sifatnya yang menurut saya insensitive, teman ini dengan entengnya nyemil dua jajan itu di depan saya tanpa sedikitpun muncul niat di hatinya untuk sekedar menawarkan apa yang dia punya. Lazimnya orang yang hidup bersama dengan orang lain, hal seperti itu tidak akan terjadi. Hidup kan tidak untuk diri sendiri. Ada orang lain di sekitar yang menyertai dan menghiasi.
Saya bukannya mengharap pemberian dia, sodara-sodara. Saya hanya tidak habis pikir, masih ada ya orang kayak gitu? Kok bisa hidup tenang seperti itu? Saya sedikit memaklumi sih, mungkin karena dia tidak pernah belajar hidup bersama dengan orang lain sebelumnya (selain keluarganya), makanya kebiasaan seperti itu masih nempel. Saya cuma memaklumi sedikit saja, karena toh banyak orang yang gak pernah tinggal di pondok pesantren atau asrama pun bisa bersosialisasi dengan sangat baik, lebih peka malah. But this person??!! Waaah... saya benar-benar memberi dua jempol untuk ketidakpekaan dan ketidakpeduliannya yang sangat besar. You are so much, friend girl! Seandainya itu adalah saya, saya pasti sudah punya perasaan gak enak yang gimana gitu ke orang-orang sekitar. But this is HER,not ME!
Cerita tentang jipang tak terhenti sampai di orang itu saja. Karena saya pengen [jipang salah satu cemilan yang saya suka sejak kelas 6 SD], saya pun menghubungi teman asal Pasuruan [nama: Saro-Oppa] yang kebetulan sedang pulang untuk membelikan jipang, tentunya uangnya akan saya ganti. Setahu saya, teman-teman asal Pasuruan biasanya membawa cemilan itu sebagai salah satu oleh-oleh khas dari hometown-nya. Tapi saya harus menggigit jari karena ternyata keinginan saya belum bisa terpenuhi. Karena tempat tinggal teman saya bukan di daerah perkotaan, dia kesulitan harus membeli cemilan itu di kota. It’s OK deh! But, I feel the so-called nelongso, sodara-sodara.
Nelongso hingga di setiap ucapan, rasanya saya ingin menyelipkan kata Jipang untuk menunjukkan betapa saya ingin sekali memakan cemilan satu itu. Nelongso hingga saya sampai merajuk ke si Saro-Oppa dan menanyakan dengan sedikit jengkel, “Kok gak diusahakan beli sih?” Tapi mau gimana lagi, itu bukan salah dia. Itu salah saya yang terlalu terobsesi oleh Jipang karena teman orang yang tidak sensitif itu.
Keinginan saya untuk nyemil jipang semakin menggebu-gebu. Dengan ngenes, saya menceritakan kisah menyedihkan itu kepada my Braay alias Septi. Seperti saya tebak, dia pun, “Kasiaaan banget sih Braay!” Terserahlah, tapi itu yang sebenarnya. Keesokan harinya... Voila! Si Braay membawakan satu pak (isi 8 buah) jipang. Hwaaah... rasanya ingin terbang ke langit tertinggi karena mencium aroma jipang yang khas dan wangiiiiiii, parfum mahal kalah wangi deh. Saking bahagianya, rasanya ingin mencium kedua pipi Braay, tapi karena kami sama-sama cewek, ya gak mungkin lah. Apalagi kita cewek single, nanti dikira ada apa-apa dong [hiiiiy!]. Saking bahagianya juga, tuh jipang pemberian Braay saya bagikan ke beberapa teman kos sebagai wujud terima kasih saya yang tak hingga ke Allah. Thanks Allah, sudah memberi teman yang baik dan atas rizki yang tak disangka-sangka ^^
Terima kasih Braay! Saya cium via tulisan aja deh ~~♥♥ chuuu...
Gak terhenti sampai itu saja, beberapa hari setelah memakan jipang pemberian Braay, suatu malam dia mengirim pesan yang isinya:
Braay, aku punya brondong nih. Mau?
Weleh.. ya seperti biasa saya jawab:
Mau lah Braay, kalau dikasih
Besok paginya, tuh brondong jagung [sahabat akrab jipang] sudah di tangan. Gak lupa bilang terima kasih dari hati yang terdalam ke Braay atas sifat pedulinya dia ke temannya yang merana karena jipang ini hahaha... Sebagai wujud terima kasih lagi, tuh brondong ya gak dimakan sendiri. Once more, saya bagikan ke beberapa teman di kos. Biar turut merasakan kebahagiaan saya.
Sekali lagi, Gomawo jeongmal, Braay! Saya cium lagi deh ~~♥♥ chuuu...
Lega?!
Banget!
Hari Sabtu kemarin (1/12), saat sedang asyik-asyiknya nonton tivi bareng Saro-Oppa, teman yang baru datang dari pulkam-nya di Banyuwangi sono, tiba-tiba menyodorkan sebungkus...
JIPANG!
Hwaaah... Daebak!!! Jinjja Daebak!!!
Ceritanya, pas mau beli oleh-oleh untuk dibawa pulang ke kos, dia masih punya uang lebihan, dan karena ngelihat ada jipang teronggok merana di stall yang dikunjungi, dia pun teringat wajah saya yang merana karena cinta... eh... jipang #hehehe... Dibeli deh tuh jipang dengan maksud mem-bungah-kan hati saya. Gimana gak senang. Saat ada teman yang buat saya jengkel, ternyata masih banyak teman yang peduli. Dan rasanya, saya juga pasti akan semakin peduli pada orang yang juga peduli ^^
Thank you Ida-Fuda! Saya kasih ciuman nih via tulisan ~~♥♥ chuuu...
And thanks to other friends yang juga baeeeeeeeeek banget!!
Begitulah kisah merana dan bahagia saya dengan satu cemilan bernama Jipang.
Apa kisah ‘cemilan’ kamu? Hehehe...

10:39 am
Kamar Kos, 3 Desember 2012
Nb: Saro-Oppa, jangan lupa beliin jipang kalo pulang ya!! Hehehe...

Komentar

  1. kabooooorrr...ada yg mau nyium eike...
    eh maap ya...jipangnya gak maksimal, ada mbak2 pkpba, so we hv to share it with them...besok2 aku beliin lagi insyaAlloh, di tempatku byk bray, gak usah jauh2 k pasuruan...yg sabar ya, smg "adek" itu diberi hidayah...hwaiting!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. gak apa Braay.. kan berbagi itu INDAH daripada disimpan sendiri hihihi... anyway.. Thanks a Lot!!

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

Friendship Life [Part IV]

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN