And The Narcissism still Goes On...
Hayo... siapa
yang suka narsis-narsisan?
Narcissism atau yang biasa kita bilang narsis punya
arti tersendiri lho. Dalam kamus Oxford tertulis,
Narcissism: excessive or erotic interest in
oneself and one’s physical appearance.
[*berlebihan atau ketertarikan nafsu terhadap penampilan fisik diri sendiri]
Istilah ini ada
ceritanya juga lho, friends. Wuiiih.. ternyata narsis juga punya
sejarah.
Di abad ke-19, di zaman mitologi Yunani [Ya Ampyuuun... Onyud nulis sesuatu tentang zaman mitologi. Cool! Hahaha..] ada seorang wanita muda (remaja gitu
deh) bernama Narcissus [Heeek...
ternyata tuh nama orang to?].
Si Mbak Narcissus ini, menurut cerita, suka banget melihat refleksi dirinya
sendiri di permukaan air kolam. Kebiasaan ini akhirnya berakibat pada tumbuhnya
perasaan jatuh cinta terhadap dirinya sendiri. Narcissus pun jadi kecanduan
melihat refleksi dirinya sendiri dan pastinya mengagumi plus memuja diri
sendiri [wuuuh segitunya yoo!]. Dari situlah muncul istilah ‘narcissus+ism’
yang di-blend jadi ‘narcissism’ yang artinya kecintaan pada diri
sendiri.
Zaman sekarang,
kata narsis ini sering disematkan ke orang-orang yang suka banget foto-foto
gaya atau melakukan selfca [self-camera]. Atau bisa juga ke orang yang
pengen banget eksis di mata orang dengan melakukan hal-hal unik. Pada intinya
cuma satu, kamu dibilang narsis ya kalau kamu punya sejuta kepedean terhadap
diri kamu sendiri. Entah itu dengan mengabadikan foto trus di-edit sendiri dan
dipajang di-blog atau akun fesbuk dan twitter.
Semua orang pasti
punya sisi narsis, yang beda cuma kadarnya aja. Ada yang going overboard,
ada yang just so so. Saya pun baru-baru saja tahu kalau saya adalah
orang yang terkadang suka narsis. Ini saya sadari sejak bergabung dalam grup yang
penuh kenarsisan, HCW33 [prok... prok... prok...].
Seperti tulisan
yang sudah pernah saya telur-kan tentang HCW33 sebelumnya, member-member
emang suka banget koleksi foto-foto bersama dalam kesempatan apapun, sampai
tentunya foto diri sendiri via webcam, hape, atau cam-dig. Pada
sekali kesempatan, foto bisa mencapai more than 50. Saya juga sebenarnya
heran sih sama grup ini, kok bisa yaaa??!!
Gak cuma narsis
yang ditunjukkan melalui banyaknya jumlah foto, HCW33 juga suka banget
memuji... diri sendiri, pastinya. Karena sifat yang gak mau ngalah satu sama
lain, masing-masing member punya stok perbendaharaan kata [positif dan negatif]
yang cukup memadai untuk diluncurkan di arena ke-narsis-an. Entah itu cantik
[kata favorit Isna], lemah lembut [kata favorit Dzuro], imut [biasanya dipake
Maw], adeknya Heechul [istilah favorit Zayyin], smart [kata favorit Nyud
hehehe...], daaan... tertindas [Roy bangeeeeeeeetz...].
Kenarsisan HCW33
terhadap diri sendiri sebenarnya juga punya kadar yang berbeda. Ini nih
list-nya:
Ranking 1 : Isna Malikha
#astaghfirullah
Ranking 2 : Zayyin Mukmila
Ranking 3 : Siti Mahdzuroh
Ranking 4 : Nurul Mawaddah
Ranking 5 : Anna Suroyyatul A.
Ranking 6 : Onyud #alhamdulillah
hehehe...
![]() |
Wajah Bangun Tidur HCW33 |
Di samping narsis
pada diri sendiri, HCW33 adalah orang-orang yang sangat fanatik pada grupnya.
Apapun kata orang tentang HCW33, kami punya sejuta kalimat untuk menunjukkan
betapa prestigious [bermartabat & bergengsi #doubleWhat] dan
berpengaruhnya kami wkwkwkwk...
Berpengaruh? Yup!
Gak percaya? Buktinya...
Di awal perkenalan
mabna (unit hunian), kami sepakat mengumpulkan seluruh mahasiswa baru di lantai
tiga. Untuk apa? Menularkan kenarsisan dan kefanatikan. Di saat pengurus lain
memperkenalkan diri dengan,
“Nama saya Qoriatul Mahfudzoh, panggil saja Mbak Qori.”
HCW33 punya cara
tersendiri...
“Khusus untuk lantai tiga, jangan panggil Mbak ya... yang lebih keren
dikit, Eonni!”
Ada yang gak tahu
eonni? Itu sama dengan Mbak tapi in Hangul atau
bahasa Korea hahaha... secara member HCW33 adalah korban Hallyu-Wave. Jadinya,
adek-adek maba di lantai tiga kalau nyapa, “Eonni Mawad,” ya walaupun
grammarnya salah yang penting eonni-nya bener lah [seharusnya kan Mawad
Eonni].
Karena aksi sok
Korea ini, para maba yang tinggal di unit yang sama sempat menjuluki HCW33
‘Mbak-Mbak Korea’ #hadduuuuh... ya gak apa sih. Bagus juga. Tapi tetep kok...
Hidup Indonesia!
Hidup Boyband
Korea! Hehehe...
Kombinasi antara
narsis pada diri sendiri dan grup menyebabkan tumbuhnya perasaan ‘berasa artis’
di manapun kami berada. Hehehe... sesuatu sekali!
Sekarang, setelah
gak bersama lagi, rasanya gimana gitu. Walau masih sering berkiriman sms, tapi
intens-nya sudah gak bisa kayak dulu. Meskipun begitu, kalau ada kesempatan
bepergian bersama, kami benar-benar memanfaatkan kesempatan itu. Seperti saat
acara silaturahim keliling ex-pengurus Mabna Ummu Salamah 2011-2012,
kami merajuk ke Ustadzah Penny untuk mengkhususkan satu mobil hanya untuk
HCW33. And... she agreed! Thanks God! Thanks Dzah Penny ^^
Sepanjang
perjalanan, yang ada hanya kebisingan. Maklum gak ketemu selama beberapa bulan.
Ya di mobil itu tempat menumpahkan segala kekangenan. Kangen narsis. Kangen bullying.
Kangen segalanya. Sebenarnya kasihan juga sama sopirnya [Kak Agus] dan
pendamping sopir [Krik..Krik.. Syafi’] yang harus pasrah terdiam mendengar
radio rusak yang ngomoooong ngalor-ngidul tanpa arah dan tujuan.
Bener-bener daebak HCW33!
Hmm...
HCW33 is just like MY HOME in which I live
in peace and harmony ~~♥♥♥
Kira-kira, apa jadinya HCW33 ya setelah 10 atau 20 tahun
lagi? #curious
Apapun jadinya nanti, semoga masih tetep narsis ya...^^
10:54 am
Kamar Kos, 11 Desember 2012
wkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkkwkkkkkkk
BalasHapus10 atau 20 tahun lagi kita udah jadi orang sukses semua..
jadi kalo saya mau buat cabang pondok lirboyo ke blitar dan butuh dana...
saya akan call satu per satu member HCW33 dan harus nyumbang.... hahahhahahahhahaaaaaaaaaa
HIDUP HCW33!!! hagshagshagssss......
Kenapa gak minta dana di bis-bis aja Dongs? hehehe
Hapus