Berjiwa Besar (How?!)
Di pertengahan bulan Februari, ada sms yang masuk di inbox saya. Saat saya buka ternyata pesan itu dari Pimred Jawa Pos-Radar Malang. Tentu saja, beliau tidak meng-info-kan berita yang sedang hangat hari itu, karena saya bisa baca sendiri di koran Jawa Pos yang terbit tiap hari. Bunyi pesannya:
Orang yang berjiwa besar punya dua hati; satu hati menangis dan yang satu lagi bersabar. Tetap semangat!
Pesan singkat ini membuat saya berpikir, kalau hati orang yang berjiwa besar, telah, berfungsi untuk menangis, lalu apa mata sudah kehilangan fungsi? Pengirim pesan itu pun kemudian mengatakan,”(mata masih) Boleh (menangis, tapi), menangislah hanya pada-Nya.”
Susah! Itu yang saya pikirkan. Sangat susah menjadi orang yang mempunyai jiwa besar karena tidak semua orang diberi hati selapang itu. Hati yang sangat nerimo ing pandum kata orang Jawa. Hati yang selalu tentram karena ada ruang untuk sekedar menyimpan keikhlasan yang teramat sangat. Hati yang, barangkali, tidak pernah berontak untuk segala keadaan yang tidak menguntungkan. Hati yang tenang J
Dan, tidak semua orang bisa menangis dengan hati, sama halnya dengan smile with heart. It’s completely difficult #especially for me#
Seandainya (kalau diizinkan berandai-andai), ada training yang mengajarkan trik-trik agar menjadi orang berjiwa besar dengan pembagian dua hati yang sangat mulia itu, I’ll be in. Kenapa? Karena saya yakin, setelah itu saya akan menjadi orang yang sangat berbeda dari saat ini. Saya akan menjadi orang yang tampak bahagia karena hati saya lah yang menjadi penentram hidup. Saya akan yakin bahwa tidak akan terjadi hal-hal buruk karena saya sudah merubah hati sedemikian rupa.
Mungkin orang bisa mengatakan, dua hati itu bisa diraih dengan taqorrub ila Allah J
You know what? I completely agree with that. Tapi saya juga akan mengatakan, tidak semua orang bisa dengan mudah mendekatkan diri pada Allah. Kenapa? Membuang segala keangkuhan dunia yang sangat melekat di diri manusia itu tidak mudah, saudara-saudara. I’m sure, you know it!
Lalu sekarang, berapa banyak manusia di sekeliling saya yang sudah berjiwa besar ya? I’m very very anxious to find out those kind of people. Kalau saya menemukan satu saja orang yang benar-benar berjiwa besar (disekeliling saya), I’ll really pay attention to her/his habit, behavior, and others. Just anxious! Sayangnya, sampai sekarang, saya belum menemukan sebatang J orang pun yang berjiwa besar. It could be you...??
Komentar
Posting Komentar