SO…LOne! [baca: So… Alone]

Satu lagi new trip yang saya lakukan. Tujuannya kali ini ke Kota Solo.
Sebenarnya bukan pertama kali datang ke kota ini. Saya sudah pernah dua kali singgah. Pergi bareng teman-teman di awal tahun 2012 (sekedar mampir) dan bersama keluarga di akhir tahun 2013 (nikahan my big bro). Hanya singgah, tidak sampai jalan-jalan.
Tahun ini, exactly on September 13, 2014, terasa istimewa. Karenaaaa... jreng jreng jreng... this is the first time I do it by myself. Deg-degan sekaligus excited. Awalnya mau naik kereta Matarmaja – yang singgah di stasiun Solo Jebres – yang biasanya saya naiki tapi... sold out, sodara-sodara #lagigakluck
Akhirnya, setelah berpikir (Alhamdulillah... masih bisa mikir), saya pun menemukan ide...
ahaa!!!

Tanya Mbak Rizka (selanjutnya disebut Mbak R). Manusia bis malam hehehe... setelah bertanya dan berdiskusi, Mbak R menyarankan naik bis Handoyo buat newbie seperti saya. Baiknya lagi, dikasih notel-nya jadi saya bisa pesan tanpa harus ke terminal. Alhamdulillaah... dapat dengan harga yang nayamul mehong, IDR 90k. It’s OK. Gak cuma itu, Mbak R juga memberi tutorial naik bis Handoyo. Seperti:
“Nanti kamu kesana habis ngajar trus ambil tiketnya di loket Handoyo, bilang aja udah pesan lewat telpon.”
“Kamu nanti sholat di musholla dekat sana trus langsung ke pintu keluar bis. Biasanya mereka (bus-bus, Red.) ngetem di sana. Bisnya warna hitam. Oya, kamu juga sebelumnya harus nanya, bis yg buat kamu itu nomor berapa soalnya yg lewat situ bla... bla... bla...”
Feeling relieved? Hwaaaa... saya jadi agak nambah nervous. Mungkin karena kekhawatiran yang nampak di wajah gile saya, akhirnya Mbak R dengan baik hatinya ngasih tumpangan ke Terminal Arjosari – kebetulan Mbak R mau pulang juga ke Japanan.
Sampai Arjo, saya langsung ke loket dan kabar sedihnya ialah saya gak dapat tempat duduk samping jendela hiks, tapi langsung dihibur dengan saran jahat ala malaikat dari Mbak R, “Gak papa, nanti kalo orangnya belum datang. Kamu langsung dudukin aja.” Cliiing... saya pun berasa dapat
 pencerahan dari seminar motivasi.

Dengan baik hatinya lagi, Mbak R nungguin bawaan saya saat sholat di mushollah Arjosari huhuhu... padahal kan saat itu kondisi Mbak R lagi gak fit. Saya sampe terharu hingga meneteskan air liuuur #glodhak.
Gak hanya itu, Mbak R pun sampe ngambil bis ke Surabaya yang agak telat karena nunjukin tempat nongkrong-nya bus Handoyo. Huhuhuu... air liur makin turun deras.
Bus Handoyo nomor 5 yang saya naiki datang pkl 18.45 WHS (Waktu Hape Saya) #ontime. Saya langsung naik dan... menyerobot kursi yang dekat jendela *smirk* Lewat jam 7 malam tapi gak ada tanda bus akan berangkat. Wah... ini niiih. Jam karet #aigoo. Bus baru meluncur pkl 19.23 WHS. Untungnya, Mbak teman duduk saya gak protes kalo kursi jatahnya saya serobot. Thank you, Mbak (yang ternyata umurnya jauh di bawah saya hehehe… #hadeh).
I was really enjoying my first experience in Bus Malam. Setelah experiencing naik kereta ke Jakarta sendiri bolak-balik, naik manuk miber (alias pesawat) malam-malam sendiri, saya pun nambah pengalaman hihihi… what’s next?
Nikah hahahaha… #glodhak!
Di awal perjalanan, kru bus Handoyo nanyain tujuan setiap penumpang jadi biar bisa dibangunin kalo pas ketiduran #baiknya. Saya pun dengan mantap bilang Terminal Tirtonadi sesuai dengan intruksi Kak Bib.
Sekitar pkl. 1.20 WHS, bus berhenti di sebuah tempat makan di daerah perbatasan Ngawi-Solo. Menu saat itu adalah... pecel #hadeh. I love pecel but not for eating in very early morning. Syukurlah ada teh panas. Gak kenyang karena seberapapun saya berusaha untuk menikmatinya, I couldn’t. Sungguh tidak cucok, sodara.
Eladhalaaa... ketemu mahasiswa saya tahun kemarin yang kebetulan juga naik bus Handoyo tapi nomor 3. Alhamdulillah ada teman ngobrol beberapa menit.
Di tengah jalan, bus ditilang polisi karena melanggar aturan memakai bahu jalan. Ealah pak sopiiiir... plis dah! Proses negonya lumayan lama juga. Karena itu, sopir langsung laju kencang karena jam 5 sudah harus sampai Semarang.
Saya lalu dapat sms dari Kak Bib untuk ngubah tujuan turun ke Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saya pun beraniin diri untuk bilang ke kru bus. Alhamdulillah (lagi dan lagi), boleh.
Jadilah, pkl 3.30 WHS saya sudah mendarat di depan UMS. Menakutkan. Sepi. Walau ini di kota dan di depan jalan besar. It’s too desolate. So quiet. Saya pun nelpon Kak Bib untuk dijemput. Sambil menghibur diri, saya jepret-jepret dulu keadaan saat itu.
kriiiik.. kriiiik...

#horor
Sekitar 20 menit kemudian, datanglah Kak Bib dan srrrr.... meluncur ke rumah mertuanya.
Oya, saya gak cuma nilik ponakan pertama aja di Solo.
Saya juga sempat menghubungi teman masa di Timor Leste dulu dan jalan-jalan ke rumahnya di Boyolali. Hwaa so happy to meet her again. That was our second meeting. The first one was in my bro’s wedding. Sayangnya saya gak bawa kamera waktu itu, jadi gak bisa poto-poto sama Nila. Tapi saya punya foto pas di tahun 2013 ^^v
Wajah najong saya bersama wajah ceria Nila :(


-- continue reading Welcome to the World, Baby --

Komentar

  1. Hwakakakakakak...penutupannya itu loh nggak nguati...mukegilenajongnya muncul #asegaseg ^^V

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    2. wkwkwkwk... aje gileeee.. secara yg kemaren g sempat poto ma temen gue. Mau majang poto itu aja.... istikhoroh seminggu lhooo

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Friendship Life [Part IV]

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN