Wish n’ Sacrifice


Saya ingin mengawali tulisan ini dengan cuplikan lagu yang Alhamdulillah familiar banget di pikiran kita,
Aku ingin begini, aku ingin begitu
Ingin ini, ingin itu banyak sekali...
Yup! Lagu yang dijadikan Opening-nya serial kartun Kangmas, Paman or even Mbah Doraemon. Lagu ini ngena banget buat manusia seperti kita [semoga yang baca ini semuanya manusia]. Gimana tidak, sebagai manusia yang dilengkapi dengan hawa nafsu yang naik turun, kita punya beribu bahkan berjuta keinginan. Keinginan yang kadang hanya terwujud 10:1.000.

Sadar ataupun tidak, kita menginginkan hal yang sangat ‘WAH’ juga sangat ‘IH’. Dibilang ‘WAH’ kalo tiba-tiba terlintas ingin mobil mewah di ultah ke-17 misalnya. Atau bisa jadi, seorang wanita yang menginginkan seorang pria yang mampu memberinya mas kawin sebesar 1M tanpa potongan pajak #hadeh!
Dikatakan ‘IH’ kalo tiba-tiba dalam diam kita berpikir, “Kayaknya aku pengen boker deh!”
Jangan protes dulu!
Boker juga menjadi sebuah keinginan dong, bagi yang kesehariannya sering ‘mampet’ hohoho x_x
Entah berapa jumlah keinginan, harapan, atau cita-cita yang ingin diraih, ada satu hal yang sering kita lupa.
Kita sering lupa bahwa kita bertindak terlalu egois untuk Tuhan, Sang Pencipta kita.
Oh wae??!!
Sebelumnya saya tanya dulu...
Kepada siapa kita meminta pertolongan?
Kepada siapa kita menggantungkan keinginan/harapan?
Kepada siapa kita berharap?
And the main core, kepada siapa kita berdoa agar keinginan-keinginan kita terkabul?
TUHAN, right?!
Sekarang pertanyaan lanjutannya ialah...
Apa yang sudah kamu lakukan dan korbankan untuk Tuhan?
...
Tik tok tik tok...
...
Apa yang akan kamu beri sebagai ganti keinginan kamu yang dikabulkan Tuhan?
...
Tik tok tik tok...
...
Lho, Tuhan kan bukan rentenir!
Tuhan memang bukan rentenir atau sosok lintah darat yang kejam. Tapi Tuhan juga ingin kita melakukan sesuatu yang membuat-Nya senang atau ridho.
Helloooo...
Gak ada yang gratis di dunia ini, guys!
Oke deh udara gratis. But for granting our wishes, God needs our more sacrifices.
Tuhan pastinya gak akan minta yang aneh-aneh kok. Dia tidak akan meminta seorang wanita muda yang masih ting-ting untuk dijadikan seserahan.
Tuhan hanya butuh our loyalty and also belief.
Ya, that’s all He needs!
Kesetiaan dan keimanan yang kita tunjukkan dengan terus menjadi hamba-Nya yang taat. Kesetiaan dan keimanan yang ditunjukkan dengan ibadah-ibadah kita. Kesetiaan dan keimanan yang ditunjukkan dengan pengorbanan beberapa waktu untuk melakukan ibadah tambahan untuk bermunajat pada-Nya.
...
Hanya saja, mengapa dirasa terlalu berat kalau hanya itu yang Dia minta. Dengan dikabulkannya keinginan kita, mengapa beribadah masih terasa berat walau untuk sekedar mengucapkan Alhamdulillah atas segala kehendak-Nya.
Sepertinya, tidak bisa kalau dibilang hanya itu. Menunjukkan kesetiaan dan keimanan ada kalanya lebih berat. Tidak semudah menunjukkan kesetiaan dan rasa cinta kepada pujaan hati [ini saja kadang masih sulit].
...
Saya pun sadar tidak banyak waktu yang dikorbankan untuk memuja-Nya. Rasa malas masih ada. Saya sadar betapa sering dan banyaknya saya meminta pada-Nya. Saya pun sadar keinginan dan pengorbanan saya tidak sebanding. Cinta saya pada dunia masih lebih besar dibanding akhirat.
Entah, apakah saya pantas menuliskan ini.
30 Juli 2012
Deep n’ Dark inside My Heart

Komentar

  1. Ada apa si Endel???? ^^ Belum baca, udah dikomen aja hohoho

    BalasHapus
  2. Yuk, tingkatkn ibadah utk Allah..

    Kita jadikan bulan Ramadhan sebagai trainingnya, dan bulan2 selanjutnya sebagai follow up nya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuuuuk,,,,
      Jangan mau kalah sama setan yang semakin 'meningkatkan' aksinya di bulan ini
      Kita juga harus 'meningkatkan' aksi ibadah kita ke Tuhan hohoho

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Timun Emas: Nenek Gak Sabar, Buto Ijo Gak Ikhlas

Friendship Life [Part IV]

BUKAN UNTUK DIMAKLUMI, TAPI DISADARKAN