Nano-Nano Life

I never have a chance, No, I never use my chance to say my grateful to you. For always taking care of us, for always giving the best attention toward us, for not showing your exhaustion, for always thinking more and more about us.

Memikirkan inti tulisan ini dengan penuh rasa malu. Rasanya maluuuu... sekali kalau memikirkan kejadian yang berlangsung beberapa menit lalu. Malu kalau harus bertemu lagi dalam waktu dekat ini. Malu sampai gak tahu harus berkata apa pada orang ini. Ini antara saya dan orang yang saya panggil [dan sebut saja] ‘Dongs’...

Hari ini saya melangkah keluar dari salah satu mini market dengan cemberut [bibir manyun, kening berkerut, langkah keras]. Sampai saat ini, kira-kira 90%, saya mempunyai ekspresi yang sama ketika keluar dari mini market itu. Kenapa?

Sedang asyiknya nonton IMB 3 sendiri, tiba-tiba ponsel berbunyi nada sms: Haduh,,, nasib malam minggunya orang2 yang belum berpasangan. Entah legal ato ilegal. Hahaha... Ternyata teman kencan saya, Undenk Masfufah, sedang menunjukkan kegalauannya di malam minggu yang notabene dianggap sebagai wakuncar [WAktu KUNjung paCAR]. Akhirnya terjadilah percakapan via sms yang kurang lebih seperti ini:

Saya bukannya tidak peduli dengan kehidupan yang saya jalani. Bukan saya tidak menaruh perhatian lebih terhadap masa depan saya. Saya bukannya sengaja mengacuhkan segala kesempatan yang datang di depan mata. Saya sangat peduli. Saya sangat sadar.